Bambang mengakui saat ini proyek IKN yang berjalan 100% memang masih berasal dari PMDN. Namun, bukan berarti pihaknya melakukan pembatasan terhadap investasi asing khususnya dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA).
Menurutnya, PMDN masih mendominasi karena adanya kemudahan bagi para investor dalam negeri untuk mengecek langsung kondisi IKN secara berkala karena faktor geografis. Selain itu, investor dalam negeri juga dianggap memiliki pemahaman mengenai cara-cara mengatasi risiko yang ada dalam dunia bisnis Indonesia.
“Sebetulnya Pak Bahlil juga membuka kesempatan untuk yang asing. Asing dan domestik. Tidak berarti bahwa yang asing ini tidak, (tapi) berproses, mereka berproses juga,” ujar Bambang.
“Butuh waktu yang lebih karena dalam membuat satu studi kelayakan, mereka kan (tidak segampang domestik). Kalau domestik kan gampang tuh. Ke (IKN) bisa sebulan berapa kali untuk melihat situasi topografi seperti apa, airnya dari mana, listriknya bagaimana, dan seterusnya,” tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia memastikan seluruh proyek yang telah dibangun di IKN hingga saat ini masih berangkat dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
"Sejauh ini groundbreaking untuk PMDN semua," tegas Bahlil dalam paparan capaian investasi di kantor BKPM, Jumat (20/10/2023).
Bahlil mengatakan keseluruhan proyek masih akan fokus untuk PMDN, semata-mata untuk meminggirkan opini sesat bahwa proyek IKN semata-mata menjadi hajat pengusaha asing.
"Supaya jangan kalian (publik) IKN ini untuk proyek asing," tegas Bahlil.
Adapun Bahlil mengatakan proyek yang berangkat dari penanaman modal asing (PMA) akan berlanjut ketika proyek PMDN tuntas. Termasuk proyek yang berkaitan dengan kebutuhan teknologi tinggi.
(dov/ain)