Sedangkan pendapatan lain-lain juga drop 47,74% ke posisi Rp53,21 miliar. Alhasil, rugi bersih sebelum beban pajak penghasilan mengalami kenaikan 28,35% menjadi Rp4,31 triliun. Perseroan lantas mencatatkan rugi bersih periode berjalan mencapai Rp3,37 triliun dari posisi sebelumnya rugi Rp2,63 triliun.
Mencermati lebih lanjut, Bank Bukopin juga mencatatkan penurunan portofolio kredit dan pembiayaan syariah sebesar 7,18%, dari sebelumnya Rp48,95 triliun pada kuartal III-2022 menjadi hanya Rp45,44 triliun pada kuartal III-2023.
Senada, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Bukopin juga menyusut 18% menjadi hanya Rp42 triliun. Adapun total liabilitas mengalami penurunan 14,79% menjadi Rp67,12 triliun, sedangkan saldo laba yang negatif semakin meningkat 38,9% menjadi Rp12 triliun.
Hingga September 2023, Bank Bukopin hanya dapat mencatatkan jumlah aset senilai Rp83,89 triliun, drop 3% secara tahunan.
Berdasarkan data Bloomberg, pemegang saham Bank Bukopin adalah KB Kookmin Bank dengan kepemilikan sejumlah 125,65 miliar saham, atau setara dengan 66,88% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Selanjutnya saham Bank Bukopin digenggam oleh STIC Eugene Star Holdings sejumlah 31,9 miliar saham (16,98%), sementara untuk publik/masyarakat sebesar 30,33 miliar saham (16,14%).
Sekadar informasi, hingga penutupan perdagangan sesi I pada Kamis (9/11/2023) harga saham BBKP tengah parkir pada harga Rp84/saham. Harga tersebut anjlok 16,6% sejak awal tahun (year-to-date/ytd).
Wakil Direktur Utama Bank KB Bukopin Robby Mondong dalam Hak Jawabnya kepada Bloomberg Technoz mengatakan kerugian yang terjadi adalah bagian dari tantangan yang KB Bukopin hadapi. Kerugian tersebut seiring dengan pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang naik 35,6 % (yoy) pada kuartal III/2023 menjadi Rp 3,8 triliun, sebagai antisipasi penurunan kualitas kredit dampak akibat pandemi Covid-19.
"Peningkatan CKPN tersebut juga sebagai respon atas proyeksi perseroan akan adanya debitur restrukturisasi yang kemungkinan bisnisnya sulit untuk pulih kembali seperti sediakala. Bank KB Bukopin memproyeksikan peningkatan CKPN akan berada pada kisaran Rp 3.8 triliun sampai dengan Rp 4.4 triliun di Desember 2023. Menambah cadangan CKPN merupakan bentuk kehati-hatian bank dalam mengantisipasi risiko kredit di masa mendatang," kata Robby Mondong.
Selain itu KB Bukopin saat ini tengah melakukan transformasi digital. Dalam proses transformasi tersebut, perusahaan membutuhkan peningkatan biaya modal atau capital expenditure yang besar untuk berinvestasi pada pemanfaatan dan pengembangan teknologi dan sumber daya manusia yang memang memerlukan komitmen jangka panjang.
"Namun, kami tetap optimis bahwa dengan langkah-langkah strategis yang kami ambil saat ini, Bank KB Bukopin akan mencapai titik balik dan mulai menghasilkan laba pada tahun 2024-2025. Perbaikan kinerja saat ini sudah mulai terlihat dari penurunan Loan At Risk (LAR) yang signifikan. Melalui penerapan prinsip perbankan yang hati-hati dan penilaian risiko yang ketat, kami berupaya untuk meminimalkan risiko dan memastikan keberlanjutan bisnis. Strategi ini diperkuat dengan fokus pada pengelolaan biaya dana yang efisien dan efisiensi operasional yang telah menurunkan rasio BOPO kami," ujarnya.
Dia menjelaskan kredit baru Bukopin telah tumbuh 13,6%, menjadi Rp4,5 triliun pada September 2023. Total kredit yang disalurkan mencapai Rp44 triliun. Bukopin meningkatkan proporsi dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) untuk memperbaiki struktur pendanaan dan menjaga biaya dana (Cost Of Fund/COF).
"Kredit baru yang dikeluarkan sejak awal transformasi bank di tahun 2021 menunjukkan kinerja yang kuat, dengan NPL Net di bawah 0,5%. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas portofolio kredit kami melalui langkah-langkah restrukturisasi yang strategis dan pemantauan kinerja debitur secara proaktif. Selain itu, kami telah berhasil menjual aset non-produktif senilai Rp3,8 triliun pada semester pertama tahun 2023 sebagai bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk meningkatkan kinerja bank," ujarnya.
Ke depan Bukopin berkomitmen untuk meningkatkan profitabilitas dan kualitas aset Bank dengan berkonsentrasi pada pertumbuhan dana pihak ketiga, memperluas pencairan pinjaman baru dan pasar captive. "Dengan memanfaatkan kolaborasi dengan induk kami KB Kookmin Bank dan afiliasi lainnya, kami secara aktif mencari prospek di ekosistem afiliasi Korea, karena kami yakin melalui pelayanan ke pasar khusus ini akan membuka peluang baru bagi Bank KB Bukopin," ujarnya.
Catatan redaksi : Artikel ini diupdate dengan menambahkan pernyataan dari manajemen KB Bukopin.
(fad)