Logo Bloomberg Technoz

Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, telah menyatakan bahwa ia melihat negaranya akan memiliki kendali keamanan atas Gaza untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Dia menyatakan Israel akan tetap memegang peran tersebut, bahkan setelah pertempuran di wilayah yang terkepung itu berakhir. 

Israel telah dua kali menginvasi Gaza sebelumnya, pada tahun 2008 dan 2014, untuk melawan ancaman militer dari Hamas. Kali ini, mereka memiliki tujuan yang lebih ambisius, yaitu mengakhiri kendali kelompok tersebut atas Gaza.

"Kita perlu menggantikan rezim Hamas dan memastikan keunggulan keamanan bagi kita," kata Gantz.

'Kekuatan Internasional'

Menurut Itamar Yaar, mantan wakil kepala Dewan Keamanan Nasional Israel, skenario yang paling mungkin terjadi adalah Gaza akan dikendalikan oleh "kekuatan internasional" yang dimpimpin oleh negara-negara Arab setelah pertempuran berakhir. Setelah itu, akan ada peridode "jeda" sebelum mereka menyerahkannya kepada entitas Palestina yang bertanggung jawab atas Tepi Barat dan Gaza.

Pasukan Israel telah terus melakukan serangan udara terhadap Gaza sejak serangan Hamas ke selatan Israel, di mana mereka menewaskan 1.400 orang dan menculik lebih dari 200 orang lainnya. Mereka kini telah memotong akses ke Kota Gaza, menggunakan tank dan kendaraan lapis baja untuk mendukung pasukan infanteri. 
Mereka lebih fokus melakukan serangan terutama di bagian utara, di mana Kota Gaza terletak. Mereka juga telah mendorong warga Palestina untuk mengungsi ke wilayah selatan.

Menurut Sam Cranny-Evans, seorang analis militer di kelompok penelitian Royal Services United Services yang berbasis di London, meskipun Israel tampaknya "sangat berkomitmen," konflik ini masih berada dalam tahap awal dengan lebih dari 30 prajurit Israel tewas sejak operasi darat dimulai.

Ketika jumlah korban tewas meningkat "dan waktu terus berjalan - jika tidak ada hasil yang pasti - maka semua itu cenderung mengurangi keinginan politik dan meningkatkan tekanan internasional," katanya.

Peringatan ke Rumah Sakit

Pasukan Israel semakin mendekati Rumah Sakit al-Shifa, kompleks medis terbesar di Gaza, yang dipadati oleh puluhan ribu pasien dan pengungsi. Menurut tentara Israel, fasilitas tersebut berada di atas markas militer bawah tanah Hamas.

"Proses ini akan memakan waktu dan kemungkinan akan ada korban, meskipun kami berusaha sebanyak mungkin untuk memindahkan penduduk Gaza ke selatan demi keselamatan," kata Gantz. "Kami akan memenangkan perang ini."

(bbn)

No more pages