Selisih imbal hasil SBN dengan Treasury perlu setidaknya di 300 bps, menurut Brandywine Global Investment, agar kembali menarik untuk dikoleksi investor global.
Kepemilikan asing di SBN sejauh ini memang belum beranjak, masih di kisaran 14-15% dari total SBN yang beredar di pasar. Sampai 7 November lalu, total nilai yang dikuasai oleh asing mencapai Rp819,58 triliun. Sudah jauh lebih tinggi setelah sempat terlempar tinggal Rp807 triliun, level terendah sejak Maret lalu.
"Investor bisa membeli obligasi Brasil untuk yield lebih tinggi daripada obligasi Indonesia yang masih dibayangi risiko fiskal dan ketidakpastian politik," kata Desmond Soon, Portfolio Manager di Western Asset Management Co.
Selain obligasi dari Amerika Latin, untuk Asia, pamor obligasi RI juga dikalahkan oleh surat utang India.
Bunga Diskonto SRBI
Tingkat imbal hasil SBN yang di bawah 7% mungkin mengikis minat pemodal asing. Akan tetapi, otoritas moneter masih memiliki harapan bisa menggaet aliran modal masuk melalui instrumen baru yaitu Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan yang sebentar lagi dilelang yaitu Sertifikat Valas Bank Indonesia (SVBI).
Sampai 6 November lalu, kepemilikan asing di SRBI telah mencapai Rp16,98 triliun, dari total outstanding SRBI sebesar Rp144,31 triliun. Sementara itu, total yang sudah diperdagangkan di pasar sekunder Rp27,99 triliun, menurut data Bank Indonesia.
BI memberi bunga diskonto SRBI jauh lebih tinggi yaitu di kisaran 7,04% dalam lelang terakhir kemarin, naik dari sebelumnya 7,02%. Tingkat bunga itu jauh melampaui SBN tenor 2 tahun yang saat ini di 6,65%. Level bunga setinggi itu setara dengan SBN tenor panjang 30 tahun yang kini di 7,01%.
"Pada spektrum imbal hasil riil, Indonesia memiliki kinerja yang baik. Namun, jika dibandingkan negara-negara lain, Indonesia tidak begitu cemerlang," kata Carol Lye, Manajer Portofolio di Brandywine Global Investment Management.
Bunga Acuan Harus Naik?
Menurut Head of Research K2 Asset Management di Melbourne Australia, BI perlu menaikan lagi bunga acuan BI 7 Days Repo Rate (BI7DRR) mengingat posisi bunga Federal Reserve yang dipertahankan tinggi dalam waktu lebih lama. "Untuk menarik modal asing, Anda hanya perlu menaikkan bunga lebih banyak lagi untuk memastikan ada selisih yang bagus dengan Treasury," katanya.
Namun, menurut analis lain, aset obligasi RI masih jadi pilihan dengan situasi bunga acuan saat ini meski yield SBN masih perlu dikerek lagi lebih tinggi.
JPMorgan Asset Management seperti dilansir oleh Bloomberg News, telah masuk membeli SBN tenor 2 tahun sebagai kompensasi volatilitas Treasury. Perusahaan pengelola dana itu telah mengambil keuntungan di posisi beli sebelumnya ketika reli obligasi membawa yieldnya ke kisaran 6,5%.
First Sentier juga memborong SBN tenor 2 tahun dan memperkirakan animo asing akan kembali naik melihat faktor fundamental Indonesia. "Seharusnya akan ada pembalikan modal asing. Mereka akan kembali dalam jumlah besar," kata Nigel Foo, Head of Asian Fixed Income di First Sentier.
(rui/aji)