Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga batu bara melesat pada perdagangan kemarin. Dalam 2 hari terakhir, harga si batu hitam naik hingga nyaris 3%.
Pada Rabu (8/11/2023), harga batu bara di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 122,5/ton. Melonjak 2% sekaligus jadi yang tertinggi sejak 30 Oktober.
Dengan begitu, harga batu bara resmi naik 2 hari beruntun. Selama 2 hari tersebut, harga melesat 2,92%.
Dalam seminggu terakhir, harga batu bara membukukan kenaikan 4,3% secara point-to-point. Namun selama sebulan ke belakang, harga masih anjlok 13,34%.
Ekspektasi peningkatan permintaan kala musim dingin menjadi pendongkrak harga. Musim dingin di bumi belahan utara (northern hemisphere) akan membuat pemakaian penghangat ruangan meningkat sehingga menambah permintaan listrik.
Di Eropa, permintaan listrik pada Oktober naik 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini adalah kenaikan tahunan pertama sejak perang Rusia-Ukraina meletus tahun lalu
“Kita melihat permintaan mulai meningkat dari sektor industri. Konsumsi domestik juga mulai kembali ke level sebelum krisis energi,” kata Gyorgy Vargha, CEO MET International AG, dalam wawancara bersama Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dalam perspektif harian (daily time frame), batu bara sejatinya masih bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 35,3.
RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Namun, koreksi yang sudah lumayan dalam selama sebulan terakhir membuat harga batu bara berpotensi bangkit. Target kenaikan terdekat adalah US$ 129/ton dan jika tertembus maka ada kemungkinan naik lagi ke US$ 137/ton.
Target paling optimistis ada di US$ 164/ton.
(aji)