Austin mengatakan serangan itu ditujukan kepada fasilitas penyimpanan senjata yang digunakan oleh Korps Garda Revolusi Islam (Islamic Revolutionary Guard Corps/IRGC) di Iran dan kelompok-kelompok terkait.
Pejabat AS mengatakan mereka memandang serangan terhadap pasukan AS — dan pembalasan Amerika — sebagai hal yang terpisah dari perang Israel-Hamas yang pecah setelah militan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober. Namun, kekerasan ini menyoroti keprihatinan baru bahwa perang dengan Hamas dapat meluas menjadi konflik yang lebih luas.
Sebelumnya pada hari Rabu, Departemen Pertahanan mengonfirmasi bahwa pemberontak Houthi di Yaman telah menembak jatuh drone MQ-9 Reaper AS di lepas pantai negara itu. Hal ini menjadi tanda lain bahwa pasukan AS semakin berhadapan dengan kelompok-kelompok yang didukung oleh Iran.
Pada akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengunjungi Baghdad tanpa pemberitahuan sebelumnya. Kunjungan tersebut sebagian dilakukan untuk memperkuat kemitraan dengan Irak yang menampung sekitar 2.500 pasukan AS. Kesepakatan itu telah menghadapi tekanan karena adanya serangan terhadap pasukan AS.
"Saya menegaskan bahwa serangan dan ancaman yang datang dari milisi yang bersekutu dengan Iran adalah hal yang sama sekali tidak dapat diterima, dan kami akan mengambil setiap langkah yang diperlukan untuk melindungi rakyat kami," kata Blinken.
Saat ini, Blinken berada di Korea Selatan setelah bertemu dengan para menteri luar negeri negara-negara G-7 di Tokyo. Dalam pernyataan awal pada hari Rabu, para menteri setuju tentang perlunya "jeda" kemanusiaan dalam perang Israel dengan Hamas, sesuai dengan pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan mereka di Tokyo. Sementara Austin dalam perjalanan ke New Delhi, di mana dia akan bertemu dengan Blinken dan rekan-rekan mereka dari India untuk membahas keamanan regional.
Sejak serangan Hamas terhadap Israel, pemerintahan Biden telah mengirim pasukan militer ke wilayah tersebut. Termasuk di antaranya kapal induk, pesawat tempur tambahan, dan pasukan sebagai bagian dari upaya luas untuk membuat Iran dan pihak-pihak lain berpikir dua kali sebelum meningkatkan peperangan lebih lanjut. Risikonya adalah kehadiran AS hanya akan mendorong hasil yang ingin dihindari oleh para pejabat AS.
"Amerika Serikat sepenuhnya siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut yang diperlukan untuk melindungi rakyat dan fasilitas kami," kata Austin. "Kami menolak segala bentuk eskalasi."
AS sebelumnya mengumumkan akan mengerahkan 900 pasukan ke Timur Tengah seiring meningkatnya ketegangan regional, termasuk operator pertahanan udara Thaad dan Patriot. Ryder menambahkan, tidak ada pasukan yang akan dikirim ke Israel.
Ketegangan antara AS dan Iran telah meningkat sejak serangan Hamas terhadap Israel. Menteri Luar Negeri Iran pekan ini memperingatkan bahwa medan pertempuran baru akan terbuka terhadap AS jika mereka terus memberikan dukungan tegas kepada Israel, yang meningkatkan perdebatan retorika dengan AS.
(bbn)