Logo Bloomberg Technoz

Dampak ke BBM Nonsubsidi

Terpisah, Analis Industri dan Regional Bank Mandiri Ahmad Zuhdi mengatakaan harga minyak dunia pekan pertama November sudah mulai terjerembap di bawah US$80/barel, setelah membandel di level tinggi selama 3 bulan terakhir.

“Kami melihat kemungkinan harga minyak akan hovering di kisaran US$80—US$85 per barel hingga akhir tahun ini, dengan downside risk bisa ke US$75/barel. [Dengan catatan], jika ekonomi global menunjukkan perlambatan yang lebih parah,” ujarnya, Rabu (8/11/2023).

Menurut Zuhdi, anjloknya harga minyak dipengaruhi oleh kondisi perang Israel-Hamas yang mampu dilokalisasi dan tidak termanifestasi sebagai konflik regional. Selain itu, perang diprediksi cepat berakhir akibat banyaknya tekanan global terhadap Israel.

Faktor lain yang sangat memengaruhi penurunan harga minyak saat ini adalah inventaris minyak light sweet dari Amerika Serikat (AS) yang kian membaik, serta data perdagangan China yang menunjukkan kinerja ekspor Negeri Panda pada Oktober masih melemah. 

Dengan kecenderungan tersebut, Zuhi pun berpendapat kans BBM nonsubsidi di Indonesia untuk kembali turun harga kembali terbuka lebar pada bulan terakhir tahun berjalan.

“Kita bisa expect harga pada Desember akan turun lagi untuk BBM [nonsubsidi], karena harga minyak menurun sedangkan kurs [dolar AS] menguat,” tuturnya.

Awal bulan ini, PT Pertamina (Persero) akhirnya menurunkan harga BBM nonsubsidi setelah naik setiap tanggal 1 selama dua bulan terakhir. Bensin jenis Pertamax turun Rp600/liter menjadi Rp13.400/liter dari bulan sebelumnya seharga Rp14.000.

Pertamax Turbo juga turun Rp1.100/liter menjadi Rp 15.500/liter, dari sebelumnya Rp16.600/liter.  Selanjutnya, harga BBM keluaran terbaru Pertamina, yakni Pertamax Green 95 dipatok Rp15.000/liter atau turun Rp1.000 dari Oktober 2023 yang berada di harga Rp16.000/liter.

Harga BBM kelompok solar nonsubsidi, seperti Dexlite juga turun menjadi Rp16.950/liter dari sebelumnya Rp17.200/liter. Lalu, Pertamina Dex turun turun menjadi Rp17.650/liter dari bulan lalu yang dibanderol Rp17.900/liter.

Pada Rabu, harga minyak light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember turun 4,3% dan ditutup di US$77,37/barel di New York. Adapun, Brent untuk pengiriman Januari drop 4,2% menjadi US$81,61/barel. 

Minyak dunia terjun ke titik terendah dalam lebih dari tiga bulan terakhir, dipicu oleh data perdagangan China yang lemah. Para investor juga meragukan apakah The Federal Reserve akan menghentikan kenaikan bunga acuan, yang menambah kerumitan pada prospek permintaan.

(wdh)

No more pages