Gedung Putih tidak memberikan tanggapan atas beberapa permintaan komentar. Kedutaan Oman di AS juga tidak memberikan tanggapan atas permintaan komentar.
Membuka pangkalan di Oman akan melengkapi fasilitas militer luar negeri Beijing lainnya, yang disebutnya sebagai "pusat logistik" di negara Djibouti di Afrika Timur. Pada tahun 2019, Kementerian Luar Negeri Beijing menjelaskan bahwa fasilitas tersebut sebagai "pusat logistik" yang mendukung upaya melawan pembajakan, serta membantu misi perdamaian dan kemanusiaan PBB.
Namun, Pentagon telah mengatakan selama beberapa tahun bahwa China ingin membangun fasilitas logistik militer luar negeri lebih banyak di wilayah tersebut. Termasuk Uni Emirat Arab dan negara-negara lain di Asia, termasuk Thailand, Indonesia, dan Pakistan.
Lokasi persis markas tersebut atau akan digunakan untuk apa, belum diketahui.
Oman terkadang disebut sebagai "Swiss-nya Timur Tengah" karena mengikuti kebijakan netralitas dan sering bertindak sebagai mediator, termasuk antara AS dan Iran. Oman juga berupaya menjaga keseimbangan antara mempertahankan kemitraan dengan AS dan mengembangkan hubungan dengan China, yang mengimpor sebagian besar produksi minyak mentahnya.
China telah berinvestasi dalam tahap pertama Zona Ekonomi Khusus Duqm di Oman, yang akan menjadi lokasi fasilitas penyimpanan minyak terbesar di Timur Tengah.
Pendirian pangkalan di Oman akan menjadi tantangan bagi AS, yang Komando Pusatnya mengawasi pasukan yang ditempatkan pada sekitar wilayah tersebut, termasuk di Kuwait, Bahrain, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Menurut American Security Project, Oman adalah negara Teluk Persia pertama yang bermitra secara militer dengan AS, lewat penandatanganan perjanjian akses pada tahun 1980.
Oman juga terletak di dekat Selat Hormuz, yang merupakan salah satu jalur pengiriman paling penting untuk transportasi minyak dan gas alam cair. Ketegangan di wilayah tersebut, terutama jika melibatkan Iran, sering membuat selat tersebut menjadi titik fokus karena signifikansinya secara strategis.
China juga telah meningkatkan keterlibatan diplomatiknya di wilayah tersebut. Pada Maret, perjanjian ini membantu menengani perdamaian tetantif antara Iran dan Arab Saudi setelah bertahun-tahun mengalami kebuntuan diplomatik antara kedua negara. China juga mengadakan latihan militer angkatan laut bersama dengan Iran dan Rusia di Teluk Oman pada waktu yang hampir bersamaan.
China telah mendorong gencatan senjata beberapa hari sejak serangan Hamas dan aksi balasan Israel, yang menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza telah menewaskan setidaknya 10.000 orang.
Kekhawatiran terhadap meningkatnya pengaruh China di Timur Tengah telah membantu memicu upaya AS mempertahankan sekutu-sekutunya tetap berada di pihaknya. Seperti rencana dibukanya koridor perdagangan antara India dan Eropa melalui Timur Tengah, yang diungkap saat KTT G-20, merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk menciptakan alternatif selain China.
(bbn)