Logo Bloomberg Technoz

Profil Anwar Usman, Paman Gibran yang Pernah Main Film Jadul

Pramesti Regita Cindy
08 November 2023 16:35

Ketua MK Anwar Usman memimpin sidang batas usia capres dan cawapres di Mahkahmah Konstutusi, Senin (16/10/2023) (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Ketua MK Anwar Usman memimpin sidang batas usia capres dan cawapres di Mahkahmah Konstutusi, Senin (16/10/2023) (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sosok Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman kini jadi sorotan usai dicopot dari jabatannya oleh Majelis Kehormatan MK (MKMK). Anwar yang merupakan adik ipar Presiden Joko Widodo (Jokowi) disanksi lantaran dianggap terbukti melanggar etik dalam putusan batas usia minimal capres-capres yang melanggengkan Gibran Rakabuming, keponakannya maju di Pilpres 2024. 

Namun Anwar mengkritik putusan MKMK yang menurutnya dalam prosedurnya juga tidak benar sepenuhnya. Dia mengaku menjadi korban fitnah dan politik usai memutus pengujian materiil Undang Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Pemilu).

Anwar merupakan hakim Ketua MK untuk masa bakti periode 2016-2026. Dengan gelar lengkap, dia bernama Prof. Dr. Anwar Usman, S.H., M.H. Anwar lahir di Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 31 Desember 1956. Sebelum menjadi bagian dari MK, dirinya mengawali karier sebagai seorang guru honorer di tahun 1975. 

Anwar menikahi adik kandung presiden Jokowi pada 26 Mei 2022 lalu setelah sang istri meninggal dunia. Dia karena itu merupakan paman Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka. Dengan hubungan kekerabatan tersebut, belakangan MK diolok-olok menjadi "Mahkamah Keluarga" karena dituding adanya konflik kepentingan atas amar putusan perkara terhadap batas umur capres-cawapres. 

Artinya sudah hampir 40 tahun, saya menjalani profesi hakim baik sebagai hakim karier di bawah Mahkamah Agung maupun hakim di Mahkamah Konstitusi

Anwar Usman

Dia pernah menempuh pendidikan di Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) selama 6 tahun hingga 1975. Selama menjadi guru Anwar melanjutkan pendidikannya ke jenjang S1. Ia belajar di Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta dan lulus pada 1984.