“Di tengah dampak hambatan makro, ekonomi Indonesia diperkirakan akan bangkit dan mencapai sekitar US$110 miliar pada 2025, terutama didorong oleh sektor e-commerce,” tulis riset ketiga lembaga tersebut, dilansir, Rabu (8/11/2023).
Dengan relatif adanya hambatan makro pula, Google, Temasek, dan Bain & Company memprediksi tahun 2023 ekonomi digital hanya bertumbuh 8% menjadi US$82 miliar, dari posisi tahun lalu. Sedangkan hasil pertumbuhan 2022 dibandingkan sebelumnya telah terjadi peningkatan 20% menjadi US$76 miliar.
Pemerintah Indonesia masih dipandang menjadi penentu arah ekonomi digital, menurut laporan e-Conomy SEA 2023. “ Di satu sisi, standar dan kerangka pembayaran digital nasional telah membuat adopsi pembayaran digital naik pesat. Di sisi lain, larangan baru terhadap impor e-commerce di bawah US$100 untuk mendukung pedagang lokal dapat berdampak negatif pada keseluruhan pasar,” tulis laporan tersebut.
Pada bagian lain laporan ini juga meyakini bahwa pemain e-commerce, pelaku bisnis pengantaran makanan, dan transportasi online telah melakukan efisiensi biaya, berupa pemotongan anggaran promosi dan insentif. Hal yang dimaksudkan untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan dan capaian profit.
“Pertumbuhan mereka melambat setelah konsumen yang sensitif harga memilih opsi lain. Namun, jumlah pengguna yang setia masih cukup banyak, sehingga mengimbangi penurunan pertumbuhan pasar dengan kenaikan pertumbuhan pendapatan bersih,” tulis mereka.
(wep/dba)