Makin Kering, Investasi ke Startup RI Anjlok 88% di Semester I
Whery Enggo Prayogi
08 November 2023 14:56
Bloomberg Technoz, Jakarta - Investasi bidang startup di Indonesia mengalami penurunan, berdasarkan data yang dikumpulkan Google, Temasek, dan Bain & Company. Sepanjang paruh pertama 2023 tercatat nilai pendanaan hanya US$400 juta (Rp6,24 triliun). Jika membandingkan pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$3,3 miliar, terjadi penurunan 87,8% sepanjang Januari hingga Juni 2023.
Menariknya sepanjang paruh pertama 2023 sektor baru mendominasi pendanaan dari total 100 kesepakatan. Tidak disebutkan spesifik oleh Google, Temasek, dan Bain & Company — hanya disebutkan kategori ini termasuk sub sektor teknologi kesehatan pendidikan, kecerdasan buatan (deeptech/AI), Kripto atau Web3, properti, otomotif, dan wirausaha.
Sub sektor layanan keuangan digital, e-commerce, juga makanan & transportasi tidak lagi dominan. Bandingkan dengan pencapaian sepanjang 2019 hingga 2021 yang didominasi sub sektor makanan & transportasi, kemudian beralih ke layanan keuangan digital satu tahun setelahnya.
Sejatinya tren penurunan telah terjadi, setelah mencapai masa puncaknya tahun 2021. Kala itu nilai investasi mencapai US$9,1 miliar (Rp141,96 triliun) dengan total 649 kesepakatan, kemudian turun di 2022 menjadi US$5,1 miliar (Rp79,56 triliun) dengan 501 kesepakatan.
Secara garis besar hasil riset ini masih percaya ekonomi digital Indonesia tetap tumbuh hingga tahun 2025 dengan total nilai transaksi perdagangan (GMV) mencapai US$109 miliar. Bahkan tahun 2030 akan naik lagi antara US$210-US$360 miliar. E-commerce masih menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia dengan estimasi GVM US$82 miliar tahun 2025, kemudian naik menjadi sekitar US$160 miliar di 2030.