Setelah mengungguli ekuitas global tahun lalu, Indeks FTSE 350 Inggris , yang terdiri dari saham di FTSE 100 dan FTSE 250 yang berfokus di dalam negeri, telah naik 5,9% sepanjang tahun ini, melampaui kenaikan 4,7% dalam MSCI All-Country World Index.
Hal itu sebagian didorong oleh rekor tertinggi pada blue-chip FTSE 100, yang mencapai 8.000 poin untuk pertama kalinya pekan lalu karena dominasi perusahaan yang fokus pada pasar internasional yang membantu indeks mendapatkan keuntungan dari pelemahan poundsterling.
Namun, kapitalisasi pasar ekuitas Inggris tetap berada di belakang Prancis setelah kehilangan posisinya sebagai pasar saham terbesar Eropa tahun lalu.
Sementara itu, pasar saham India bergulat dengan pelemahan rupee serta jatuhnya harga saham perusahaan di Adani Group di tengah tuduhan manipulasi saham dan penipuan akuntansi oleh short-seller Hindenburg Research yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
Indeks MSCI India telah turun 6,1% tahun ini, sementara grup perusahaan yang dimiliki oleh Gautam Adani itu telah kehilangan kapitalisasi pasar sekitar US$ 142 miliar sejak laporan Hindenburg diterbitkan pada 24 Januari 2023.
Penurunan di pasar saham India telah mencatatkan kerugian dalam indeks dari puncaknya pada 1 Desember 2022 lebih dari 10% pada Rabu. Meski begitu, pelaku pasar mengatakan bahwa kekhawatiran investor seputar perusahaan Adani terfokus pada grup itu saja, bukan pasar India secara luas
“Isu utama soal Adani yang negatif telah menyebabkan beberapa kekhawatiran di kalangan investor internasional, tetapi mereka berfokus pada grup tersebut saja,” kata Jian Shi Cortesi, manajer investasi di GAM Investments yang berbasis di Zurich.
“Hal ini dapat menyebabkan investor menjadi lebih selektif di India, tetapi kami tidak melihat investor menghindari saham India secara umum.”
--Dengan asistensi Farah Elbahrawy.
(bbn)