Putin juga mengatakan Rusia dan China telag mencapai "tonggak sejarah baru" termasuk dalam perdagangan, yang dapat tumbuh hingga 200 miliar dolar AS (Rp 3.039 triliun), lebih cepat dari yang mereka targetkan di 2024.
“Situasi internasional saat ini memang kritis dan kompleks, tetapi hubungan antara China dan Rusia kokoh seperti gunung dan dapat bertahan dalam ujian risiko internasional,” jawab Wang, seraya menambahkan bahwa hubungan “strategis” antara Moskow dan Beijing tidak akan berakhir dan tunduk pada tekanan dari pihak ketiga mana pun.
Kunjungan Wang ke Moskow jelang setahun setelah Putin memerintahkan invasi besar-besaran ke Ukraina menunjukkan bahwa China belum memiliki niat besar untuk meninggalkan mitra diplomatiknya itu, meskipun Beijing berupaya menjadi penengah dalam perang. China mengatakan akan segera merilis rencana untuk membawa perdamaian di Ukraina, sebuah proposal yang ditanggapi dengan skeptis oleh AS dan Eropa.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan Wang saat bertemu pada akhir pekan di Munich apabila China memberikan bantuan senjata dan amunisi yang mematikan untuk Putin.
Wang dan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev menegaskan pada Selasa bahwa negara mereka selaras dalam melawan AS dan sekutunya, berjanji untuk “bersama-sama mempraktekkan multilateralisme sejati, menentang segala bentuk intimidasi sepihak, dan mempromosikan demokrasi dalam hubungan internasional dan dunia multi-polar.”
Media AS The Wall Street Journal melaporkan bahwa Xi sedang bersiap untuk mengunjungi Moskow dalam beberapa bulan mendatang untuk mendorong pembicaraan damai dan mungkin China akan mengulangi seruannya agar senjata nuklir tidak digunakan dalam perang,
Sebelumnya, pada Desember 2022, Putin mengatakan kepada Xi via video call bahwa dia berharap untuk menyambut Xi di Rusia pada musim semi.
Xi belum berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sejak invasi meskipun telah berbicara dengan Putin sekitar empat kali dalam rentang waktu itu. Beijing juga telah berulang kali membela beberapa alasan Rusia untuk berperang.
Jepang, sekutu utama AS di Asia, baru-baru ini menyatakan keprihatinan tentang latihan militer bersama China dengan Rusia di sekitar pantainya dalam dialog keamanan antara pejabat dari Tokyo dan Beijing, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Jepang. China dan Rusia melakukan latihan bersama di perairan Jepang beberapa kali tahun lalu.
--Dengan asistensi Isabel Reynolds dan Foster Wong.
(bbn)