Logo Bloomberg Technoz

"Yang saya selalu tekankan kepada tim internal kami kalau harga saham itu banyak faktor di luar kekuasaan kami, apakah itu suku bunga, nilai tukar, sentimen pasar terhadap perusahaan teknologi yang mengalami penurunan," ujarnya.

Meski demikian, Patrick mengakui hal hal tersebut tidak bisa menjadi alasan. Tekanan terhadap harga saham menjadi cambuk motivasi bagi GOTO untuk meningkatkan kinerjanya.

"Yang kita fokus adalah kinerja perusahaan kita. Pokoknya kita fokus saja memberikan produk dan layanan terbaik untuk customer kita dan kita juga harus efisien. Saya pecaya dalam jangka panjang harga saham akan merefleksikan kinerja dari perusahaan dan sebaliknya," ujarnya.

Target Profitabilitas

Patrick tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang GOTO ke depan, di tengah tekanan terhadap saham yang belum berhenti.

Ia memperkirakan, dua lini usaha on demand services (ODS) dan e-commerce akan mencapai level profitable pada kuartal IV-2023. Manajemen pun optimistis GOTO secara grup bisa mencapai level EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal IV-2023.

"Yang bisa kami sampaikan e-commerce dan ODS (on demand services) akan profitable pada kuartal IV-2023. Namun berapa profitnya itu yang akan kita adjust setiap hari karena profit yang kami raih akan kami reinvest lagi agar terus bisa bersaing," ujar Patrick Walujo dalam pertemuan dengan media massa Senin (7/11/2023).

Sejalan dengan perkiraan Patrick Walujo, Analis Bahana Sekuritas Robert Sebastian menggarisbawahi jika target adjusted EBITDA yang positif di kuartal empat tahun ini tujuh kuartal lebih cepat dari target sebelumnya.

"Kami percaya jika GOTO sudah berada di jalur yang tepat untuk mencapai profit. Ini mempertimbangkan kondisi kuartal III-2023 yang lebih baik, dengan GTV dan efisiensi yang lebih tinggi," jelas Robert dalam risetnya, dikutip Rabu (8/11/2023).

Efisiensi yang dilakukan membuat adjusted EBITDA negatif GOTO turun 22% secara kuartalan. Ini menjadi yang terbaik dibanding Shopee dan Grab yang justru naik masing-masing 1,8% dan 10,4%.

Meski tampak positif, bukan berarti prospek GOTO tanpa tantangan. Masih ada risiko jika target profitabilitas GOTO berjalan lebih lambat. Belum lagi, risiko ketatnya persaingan yang bisa menggerus pangsa pasar GOTO.

Robert masih mempertahankan rekomendasi buy saham GOTO. Namun, ia menurunkan target harganya dar semula Rp120/saham menjadi Rp105/saham.

(dhf)

No more pages