Tujuan utama militer Taiwan adalah mampu menahan PLA selama dua minggu, yang akan memberikan waktu bagi Amerika Serikat (AS) dan sekutu lainnya untuk membantunya.
Agustus lalu, China menggelar latihan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei, termasuk manuver di kota-kota besar dan timur dan barat Taiwan yang tampak seperti pengepungan pulau itu sehingga akan terputus dari bantuan luar.
Perang Rusia di Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Beijing akan berani menyerang Taiwan. Meski demikian, Menteri Luar Negeri China Qin Gang pada Selasa (21/02/2023) mendesak dunia untuk berhenti beranggapan seperti itu.
Laksamana Harry Harris, mantan komandan pasukan AS di Pasifik, mengatakan kepada Kongres awal bulan ini bahwa AS telah abai terhadap kemungkinan China menyerang Taiwan dalam beberapa tahun ini.
Beberapa ahli China mempertanyakan waktu potensial dari invasi China ke Taiwan. Mereka mengatakan Beijing akan lebih memilih untuk mengambil pulau itu secara perlahan tanpa menggunakan kekuatan, seperti yang dikatakan Presiden China Xi Jinping secara terbuka.
Mereka juga mengatakan bahwa tanggal 2027 yang sering disebutkan hanyalah tahun yang ditetapkan China untuk tujuan modernisasi militernya, bukan tenggat waktu untuk menaklukkan Taiwan. PLA merayakan hari jadinya yang ke-100 pada tahun 2027.
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu dan Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Taiwan Wellington Koo bertemu dengan para pejabat AS di Washington pada Selasa, menurut laporan Central News Agency.
(bbn)
