Logo Bloomberg Technoz

Sub-indeks minyak nabati pada Oktober berada di 120. Turun 0,9 poin (0,7%) dari bulan sebelumnya dan 31,3 poin (20,7%) dari Oktober tahun lalu.

“Penurunan ini disebabkan oleh koreksi harga minyak sawit yang menutup kenaikan harga minyak kedelai, biji bunga matahari, dan rapeseed. Harga minyak sawit turun pada Oktober karena peningkatan pasokan dan penurunan permintaan,” lanjut laporan FAO.

Sub-indeks produk susu (dairy) berada di 111,3 pada Oktober. Naik 2,4 poin (2,2%) dari September, tetapi masih turun 28 poin (20,1%) dibandingkan Oktober 2022.

“Pada Oktober, harga susu bubuk naik paling tinggi, karena peningkatan permintaan dari Asia. Sementara pasokan susu yang ketat di Eropa Barat dan dampak El Nino di Oseania menambah ketidakpastian,” sambung laporan FAO.

Sub-indeks harga daging pada Oktober tercatat 112,9. Turun tipis 0,7 poin (0,6%) dari September dan 3,9 poin (3,4%) dari Oktober tahun lalu.

“Indeks harga daging internasional turun 4 bulan beruntun. Harga daging babi turun 3 bulan berturut-turut, karena penurunan permintaan terutama dari Asia Timur. Harga daging unggas naik tipis karena penyebaran flu burung mengurangi pasokan,” papar laporan FAO.

Sub-indeks harga gula pada Oktober tercatat 159,2. Turun 3,5 poin (2,2%) dari bulan sebelumnya, tetapi naik 50,6 poin (46,6%) dibandingkan Oktober 2022.

“Penurunan pada Oktober lebih karena tingginya produksi di Brasil. Namun, secara umum pasokan masih ketat pada musim 2023/2024, dibarengi dengan penundaan pengiriman dari Brasil karena hambatan logistik,” tulis laporan FAO.

Harga Pangan di Indoesia Malah Naik

Bagaimana di Indonesia? Apakah harga sembako juga turun?

Sayangnya tidak. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada Oktober ada di 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya. Dibandingkan Oktober tahun lalu, inflasi kelompok ini mencapai 5,41%.

Kelompok ini pada Oktober 2023 mengalami inflasi tahunan sebesar 5,41% atau terjadi kenaikan indeks dari 116 pada Oktober 2022 menjadi 122,27 pada Oktober 2023.

Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi tahunan yaitu beras (0,58%), rokok kretek filter (0.19%), daging ayam ras (0,1%), bawang putih dan rokok putih (0,07%), serta kentang, jeruk, dan gula pasir (0,02%).

Mengutip catatan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga beras medium di pedagang eceran pada Oktober adalah Rp 13.210/kg. Naik 2,88% dibandingkan bulan sebelumnya. Dibandingkan Oktober tahun lalu, harga bertambah 19,33%.

Pada Oktober, rata-rata harga beras tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Utara, mencapai Rp 15.380/kg. Sementara yang terendah ada di Jawa Timur yaitu Rp 12.050/kg.

Tidak cuma beras, harga gula pun bergerak naik. Rata-rata harga gula konsumsi pada Oktober adalah Rp 15.560/kg. Naik 4,15% secara bulanan dan 9,19% tahunan.

Harga cabai-cabaian juga naik. Cabai rawit merah, misalnya, rata-rata harga pada Oktober adalah Rp 49.990/kg. Melonjak 41,25% secara bulanan, meski turun 4,09% secara tahunan.

Sementara rerata harga daging ayam ras pada Oktober adalah Rp 35.120/kg. Naik 0,65% secara bulanan dan 5,15% secara tahunan.

(aji)

No more pages