Investor khawatir penurunan tajam imbal hasil (Yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun akan memaksa Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mempertimbangkan kembali langkah untuk menahan kenaikan suku bunga acuan.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia menyebut, pelaku pasar melihat 90,4% peluang Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga di bulan Desember nanti, turun dari 95,2% pada hari Jumat lalu namun di atas 74,4% seminggu yang lalu. Peluang penurunan suku bunga sebesar 25 bps semakin besar, lebih dari 50% di bulan Mei 2024.
Selain itu, investor menantikan arahan (guidance) dari sejumlah pejabat tinggi Federal Reserve berkaitan dengan niat bank sentral. Beberapa pejabat tinggi Federal Reserve, termasuk ketua Federal Reserve Jerome Powell di jadwalkan tampil di depan publik sepanjang minggu ini.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, para pejabat di Bank Sentral AS masih bimbang menilai apakah lonjakan pada imbal hasil (Yield) obligasi Treasury jangka panjang akan membantu mengurangi kebutuhan kenaikan suku bunga acuan.
Meski demikian, mereka masih butuh waktu untuk melihat apakah hal ini akan bertahan.
"Kami telah melihat beberapa kemajuan yang menggembirakan dalam hal inflasi, tetapi inflasi masih tetap terlalu tinggi," terang Gubernur Fed Dallas Lorie Logan.
Dari dalam negeri, Cadangan Devisa Indonesia merosot menjadi US$133,1 miliar pada Oktober, level terendah dalam satu tahun atau sejak Oktober 2022, dari pencapaian US$134,9 miliar pada bulan sebelumnya.
Penurunan posisi Cadangan Devisa antara lain dipengaruhi oleh pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai langkah antisipasi dampak rambatan sehubungan dengan semakin meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Sentimen hari ini juga datang dari keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) satu hari sebelumnya atas Anwar Usman, paman Gibran Rakabuming Raka, cawapres yang berpasangan dengan Prabowo Subianto.
Diketahui pada Selasa petang, MKMK telah memutuskan untuk memberhentikan Anwar Usman dari jabatannya sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi. Putusan majelis kehormatan dapat mendelegitimasi pasangan Prabowo-Gibran.
Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas memaparkan, bukan tidak mungkin MKMK meminta dilakukan penyidangan ulang atas gugatan batas usia capres-cawapres. Hal yang membuka peluang Erick Thohir menjadi pendamping Prabowo meski tidak mendapat restu dari Partai Golkar.
“Hal ini berpotensi meningkatkan tingkat spekulasi yang dilakukan oleh sejumlah pelaku pasar terhadap saham-saham yang terafiliasi dengan Erick Thohir,” papar dia.
Lionel merekomendasikan investor untuk tetap mempertahankan posisi defensif di sektor-sektor pilihan. Dengan rekomendasi sektoral saham ritel, rokok, infrastruktur telekomunikasi, dan juga rumah sakit.
Sementara itu, Herditya Wicaksana, Analis MNC Sekuritas memaparkan, IHSG terkoreksi 0,5% ke 6.844 disertai dengan munculnya volume penjualan dan sempat menembus MA-20.
“Penguatan IHSG pun telah mengenai target penguatan minimal yang kami berikan kemarin, selanjutnya IHSG masih rawan koreksi untuk menguji rentang area 6.734-6.792,” papar Herditya dalam risetnya pada Rabu (8/11/2023).
Herditya juga memberikan catatan, namun demikian, posisi IHSG saat ini diperkirakan sedang berada di awal wave (iii) dari wave [iii], sehingga diperkirakan IHSG berpeluang kembali menguat untuk menguji ke 6.938.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut BMRI, CPIN, IPCC dan MEDC.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG diperkirakan melanjutkan tren fluktuatif di kisaran pivot level 6.850 hari ini.
“IHSG ditutup melemah ke level 6.843,79 (-0,509%) di Selasa (7/11). Stochastic RSI mulai masuk ke overbought area, seiring dengan pelebaran positive slope MACD. Sehingga, IHSG diperkirakan konsolidasi di pivot level 6.850 di Rabu (7/11),” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan saham-saham AMRT, UNVR, ADMR, EXCL, INDF, ISAT dan PANI.
(fad)