“Anak muda membutuhkan creative hub [poros kreatif], lalu ada komunitas yang dibentuk, hal ini membutuhkan perhatian dari pemerintah yang dikerjakan terkait digital,” kata Ganjar dalam diskusi arah dan strategi calon presiden oleh CSIS, Selasa (7/11/2023).
Ganjar menambahkan bahwa optimalisasi industri kreatif melalui medium teknologi perlu mendapat dukungan pemerintah. Di dalamnya terdapat banyak pelaku bisnis anak muda, seperti pecinta sneakers, pembuat koding, desainer, game developer, hingga desainer.
Ia menambahkan guna mewujudkan hilirisasi industri kreatif perlu ada perbaikan dari sisi pemerataan akses internet cepat, dimana kini Indonesia hanya mencatatkan 22,99 Mbps, jauh tertinggal dari negara tetangga Brunei (129 Mbps), Korea Selatan (125 Mbps), ataupun China (105 Mbps).
Indonesia juga membutuhkan kurikulum koding serta permodalan industri kreatif di masa mendatang. Saat terdapat dukungan dari pengambil kebijakan maka hilirisasi industri kreatif dapat tercipta.
“Contoh ekonomi digital yang ada, IP [Intellectual property]-nya bisa dijadikan collateral [jaminan - biasa terkait pinjaman untuk permodalan],” kata Ganjar.
Misi Ganjar kemudian adalah meningkatkan ranking inovasi global Indonesia dari posisi 75 di tahun 2022 menjadi 30 pada 2045.
(wep/hps)