“Keberhasilan produksi 7 bulan sejak POP [put on production] approval dan 10 bulan sejak discovery, merupakan waktu yang dan proses yang cepat, berkat kerjasama SKK Migas dan Sele Raya Belida,” ujarnya.
Sementara itu, Exploration & Eploitation Manager Sele Raya Belida Doni Argiyanto mengatakan Sumur SAS-1 pertama kali ditajak pada Mei 2022.
Penemuan migas tersebut telah disetujui untuk diproduksikan mengacu pada persetujuan POP pada 24 Februari 2023. “Sele Raya Belida berkoordinasi dengan SKK Migas untuk menaikan produksi minyak dan gas dari sumur Sungai Anggur Selatan-1.”
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan Indonesia masih kesulitan memacu lifting minyak bumi akibat problem sumur yang sudah terlalu tua dan tidak bisa berproduksi optimal.
Produksi minyak Indonesia pada Oktober 2023 rerata hanya mencapai 582.690 bph, kian turun dari rerata bulan sebelumnya sekitar 600.000 bph. Sampai akhir tahun ini, lifting minyak pun diyakini bakal sulit mencapai target pemerintah sebanyak 660.000 bph.
“Memang, sumur kita sudah tua, cenderungnya [produksi] memang menurun. Minyak makin lama dipompa, makin dalam, campurannya dengan air pun makin banyak,” ujar Arifin ditemui di kantornya akhir pekan lalu.
Dia pun tidak memungkiri kualitas minyak produksi Indonesia makin menurun. Dahulu, tiap 10 liter minyak yang dipompa, sebanyak 9 liter di antaranya benar-benar minyak bumi, sedangkan 1 liter lainnya campuran air.
Namun, saat ini dari tiap liter minyak bumi yang diangkat, sebanyak 50% di antaranya merupakan campuran air.
“Makanya, [sumur-sumur minyak di Indonesia] dipompa sebanyak-banyaknya supaya volume [produksi] minyak semaksimal mungkin. Masalahnya, kita cuma punya 15.000 sumur yang dikembalikan lahannya dan belum dikerjakan,” terang Arifin.
Saat ini, Kementerian ESDM sedang memetakan mana saja sumur minyak yang akan diprioritaskan untuk dipompa, dengan harapan masing-masing dari 15.000 sumur tersebut dapat menambah produksi setidaknya 5.000 bph.
“Pertamina baru bisa mengerjakan 2.000 sumur dari 15.000 itu. Makanya, kami minta dipercepat, mana yang diprioritaskan untuk segera dipegang Pertamina dan mana yang [akan dikerjasamakan] dengan swasta. Intinya supaya bisa mengoptimalkan itu.”
(wdh)