Jika mencermati harga saham BYAN dalam 1 tahun terakhir, harga saham BYAN telah meroket mencapai 420% year on year (yoy). Dengan begitu, nilai kekayaan Low Tuck Kwong juga meningkat hingga 4 kali lipat dari total kekayaannya pada tahun lalu.
Adapun, kenaikan harga saham ini didasari oleh kinerja perusahaan yang mencatatkan tren positif kenaikan pendapatan dan laba bersih. Tercatat pada laporan keuangan kuartal III-2022 emiten BYAN berhasil membukukan pendapatan US$ 3,3 miliar (Rp 50 triliun), tumbuh 91% yoy. Senada, laba bersih juga meroket 150% yoy menjadi senilai US$ 1,6 miliar (Rp 24,3 triliun).
Diketahui pada keterbukaan informasi yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Low Tuck Kwong gemar mengoleksi saham BYAN. Berdasarkan data awal 2023, jumlah lembar saham yang digenggam sebanyak 20.312.695.370 (60,94%), dengan data per 21 Februari 2023 saat ini menjadi sejumlah 20.323.318.070 (60,97%).
Berdiri bersama Low Tuck Kwong, hadir nama Budi Hartono di dalam daftar 20 orang terkaya di Asia.
Budi Hartono sendiri berada di peringkat ke-20 orang terkaya di Asia, dan menempati posisi ke-2 orang terkaya di Indonesia. Dengan jumlah kekayaan mencapai US$ 21,4 miliar (setara dengan Rp 324,7 triliun).
Budi Hartono merupakan salah satu pemilik dari Grup Djarum, yang merupakan perusahaan yang memproduksi sekitar 14% dari seluruh total rokok di Indonesia secara keseluruhan.
Menariknya, Grup Djarum terus melebarkan ekspansi bisnisnya, termasuk ke sektor e-commerce. Dengan memiliki PT Global Digital Prima Venture yang membawahi PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), dan kaskus, dan juga Grup Djarum memiliki bisnis pada sektor infrastruktur telekomunikasi dengan memiliki PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Budi Hartono juga merupakan Pemegang Saham Pengendali dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), yang merupakan bank terbesar di Indonesia dengan nilai aset sebesar Rp 1.314 triliun. Sepanjang tahun 2022, Bank BCA juga berhasil mencatatkan laba bersih mencapai Rp 40,74 triliun.
(fad/aji)