Di Yordania, yang merupakan sekutu terdekat AS di kawasan, Blinken malah harus mendengarkan pernyataan terbuka terkait pentingnya gencatan senjata segera, bukan penghentian sementara. Opsi yang ditolak oleh AS dan Israel.
Dalam kunjungan ke sekutu AS lain, Turki, Blinken ditolak bertemu dengan presiden negara itu dan muncul perasaan frustasi dari kubu Amerika karena tidak ada kemajuan dalam perundingan dengan yang lain.
Sebulan setelah serangan Hamas ke Israel yang menewaskan 1.400 orang, skenario perang lebih luas yang dikhawatirkan AS berhasil dihindari karena kelompok-kelompok yang didukung Iran membatasi serangan mereka. Tetapi Washington belum sukses dalam mengupayakan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza atau membujuk Israel menahan serangan yang menyebabkan korban di kalangan warga sipil yang saat ini tercatat mencapai 10 ribu orang.
"Blinken sukses di kunjungan sebelumnya, tapi tidak begitu sukses kali ini," kata Aaron David Miller, mantan diplomat AS untuk Timur Tengah. "Kapasitas pemeirintah AS untuk menekan Israel sangat terbatas."
Tantangan kunjungan ini menggaris bawahi hal yang menurut pejabat di lingkaran Blinken menjadi prinsip diplomasi AS sejak serangan Hamas. Meski kemungkinan untuk sukses kecil, bahaya perluasan perang sangat tinggi untuk tidak dicegah. Risiko pendekatan ini, terbukti dari penolakan sejumlah pemimpin yang ditemui Blinken, adalah Amerika Serikat terlihat tidak efektif dan kemampuan mengendalikan konflik pun hilang.
Otoritas setempat yang didukung oleh Hamas mengatakan bahwa jumlah korban di Jalur Gaza mencapai 10.000 orang. Angka ini tidak bisa dikonfirmasi secara independen tatapi kehancuran di wilayah itu menimbulkan simpati dari dunia internasional yang sebelumnya dinikmati Israel ketika diserang Hamas. PBB mengatakan 88 stafnya di Jalur Gaza tewas sejak konflik terjadi.
Amerika Serikat meningkatkan upaya pengehentian perang sementara untuk kemanusiaan agar bantuan bisa dikirim dan sandera dibebaskan. Secara terbuka, Israel menolak usul itu kecuali Hamas membebaskan lebih dari 200 warga Israel yang disandera.
Kesepakatan antara Israel, Mesir dan Hamas memungkinkan warga Asing yang terjebak si Gaza menungsi pun tampaknya terhenti pada akhir minggu kemarin.
Biden memperkuat pesannya itu ketika berbincang dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Senin (6/11/2023) dengan mengatakan kemungkinan penghentian perang taktis." Namun tidak ada pernyataan terbuka bahwa Israel akan mengurangi serangannya itu.
Meski demikian, Blinken mengisyaratkan bahwa pembicaraan tertutup mungkin lebih produktif dari pernyataan terbuka yang dikeluarkan.
"Menurut saya dalam beberapa hari ke depan bantuan akan bisa bertambah sehingga lebih banyak warga yang memerlukannya bisa mendapat bentuan itu, dan juga memastikan bahwa warga bisa terus keluar dari Gaza," ujarnya kepada media di Turki.
Sementara itu, Direktur CIA Williams Burns juga tiba di kawasan untuk mengadakan pembicaraan lebih jauh.
Secara terbuka, Israel dan para pejabat negara-negara Arab tidak memperlihatkan banyak fleksibilitas.
"Saya sudah menegaskan bahwa kami akan terus menyerang dengan sepenuhnya, dan Israel menolak gencatan senjata sementara yang tidak melibatkan pembebasan warga Israel yang diculik," ujar Netanyahu, Senin (6/11/2023).
Israel tidak mengizinkan bahan bakar masuk ke Gaza dan barang-barang unduk pendanaan masuk ke Jalur Gaza."
(bbn)