"Terakhir, ekspektasi pertumbuhan ekonomi global secara keseluruhan pada tahun depan diperkirakan tidak sebaik tahun ini, sehingga ini juga akan menjadi sentimen penekan harga minyak mentah ke depan," tuturnya.
Harga minyak dunia turun tipis pada perdagangan pagi ini. Harga si emas hitam belum bisa lepas dari tren negatif. Brent tercatat US$85,14/barel. Turun tipis hampir flat 0,04% dari posisi kemarin. Dalam sepekan terakhir, harga Brent turun 1,24% secara point to point. Selama sebulan ke belakang, harga berkurang 1,41%.
Sementara itu, harga minyak jenis Light Sweet atau West Texas Intermediate (WTI) ada di US$ 80,81. Turun 0,02% dibandingkan dengan hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga WTI jatuh 1,58%. Selama sebulan ke belakang, harga anjlok 4,24%.
Sebelumnya, Arab Saudi dan Rusia menegaskan kembali akan tetap membatasi pasokan minyak lebih dari 1 juta barel per hari hingga akhir tahun, meskipun gejolak di Timur Tengah mengganggu pasar global.
Para pemimpin koalisi OPEC+ mengumumkan rencana tersebut dalam pernyataan resmi terpisah pada Minggu. Riyadh telah memotong produksi minyak mentah harian sebesar 1 juta barel dan Moskwa membatasi ekspor sebanyak 300.000 barel, di luar pemangkasan sebelumnya yang dilakukan bersama dengan negara-negara OPEC+ lainnya.
Berdasarkan pernyataan via Saudi Press Agency, Arab Saudi akan meninjau volume produksinya bulan depan dan akan mempertimbangkan untuk "memperpanjang pemangkasan, memperdalam pemangkasan, atau meningkatkan produksi."
Dalam pernyataan terpisah, Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, mengulangi komentar Arab Saudi mengenai kebijakan produksi minyak masa depan.
Harga minyak sendiri telah berfluktuasi dalam beberapa pekan terakhir karena kekhawatiran bahwa konflik antara Israel dan Hamas dapat meningkat menjadi konflik regional yang lebih luas, yang melibatkan produsen minyak besar seperti Iran.
(ibn/wdh)