Demikianlah jalan persidangan pada Senin (6/11/2023) yang mendakwa mantan presiden ke-45 AS dan kandidat kuat bakal calon presiden Partai Republik 2024 melakukan penipuan bernilai US$250 juta terkait nilai aset Trump Organization, unit usaha ril estat keluarga Trump yang merupakan kunci dari personanya sebagai pebisnis.
Peristiwa luar biasa ini - seorang mantan Komandan Tertinggi AS duduk di kursi saksi setelah laporan keuangan tahunan perusahaannya penuh dengan penipuan - merupakan awal dari fitur utama kampanye pilpres 2024. Trump tidak hanya menghadapi kasus perdata di New York ini tetapi juga beberapa kasus pidana.
Dari kursi saksi, Trump memproyeksikan nada tinggi kampanye politiknya. Dia tampak marah dan kadang berteriak memotong pertanyaan. Dia berulang kali membuat hakim persidangan marah dengan jawaban panjang yang menyimpang dari persidangan.
Trump Menjadi Saksi
Pertaruhan persidangan di New York ini adalah masa depan bisnis ril estat keluarga yang membuat Trump kaya raya, terkenal dan berkuasa di Gedung Putih. Warga Amerika tidak bisa menonton jalannya sidang karena tidak disiarkan televisi.
Trump, dengan wajah cemberut berjalan dengan terseok-seok ke kursi saksi dan mengangkat tangan untuk bersumpah pada pukul 10 pagi waktu setempat.
Awalnya, Trump menjawab pertanyaan dengan ringkas, tapi itu tidak bertahan lama.
Kurang dari satu jam kemudian, Hakim Arthur Engorong - yang akan mengambil keputusan dan hukuman tanpa bantuan dewan juri - mengancam menurunkan Trump dari kursi saksi karena memberi jawaban panjang tak menentu pada pertanyaan ya atau tidak, bahkan setelah dia diminta untuk tidak berpanjang-panjang.
"Apakah anda bisa mengendalikan klien anda?" tanya Engoron ke pengacara pembela Christopher Kises sementara Trump melihat dengan tubuh bersandar ke meja saksi. "Ini bukan kampanye politik."
Trump tidak mengindahkan perintah hakim. Suasana di ruang sidang pun menjadi tegang, dan jaksa penuntut Kevin Wallace, terlihat semakin frustasi.
Engoron sempat mengusulkan Kise mengambil waktu untuk berbicara pada kliennya secara tertutup terkait perilaku di kursi saksi. Pengacara Trump ini menolaknya.
"Mantan dan tidak lama lagi akan menjadi pemimpin Amerika Serikat mengerti aturan," tegas Kise.
"Tetapi dia tidak mentaatinya," jawab hakim.
'Duduk kamu'
Jaksa Agung negara bagian New York Letitia James menuduh Trump menggelembungkan asetnya hingga US$3,6 miliar per tahun dalam laporan keuangan tahunan untuk menipu bank dan perusahaan asuransi agar bisa memberi persyaratan lebih bagus untuk pinjaman dan kebijakan. Dia menuduh mantan presiden ini meraup "keuntungan ilegal" sebesar US$250 juta dari skema itu.
Hakim Engoron memarahi pengacara Trump terkait taktik pembelaan mereka, terutama setelah mereka menyatakan kliennya harus mendapat keleluasaan lebih karena dia kandidat persdien.
"Kita di sini tidak untuk mendengar pandangannya," kata Engoron. "Kita disini untuk mendengarkan jawaban dia dari pertanyaan yang diajukan. Dan kebanyakan dia tidak melukan itu."
Ketika pengacara Alina Habba menantang hakim, Engoron mengatakan "duduk kamu!"
Trump sendiri mengakui terlibat dalam mempersiapkan laporan keuangan yang berisi penilaian propertinya.
Hakim sebelumnya sudah memutuskan bahwa Trump Organization memanipulasi angka dalam laporan keuangan untuk menipu perbankan dan perusahaan ausransi. Keputusan ini membuat kerajaan bisnis Trump terancam karena negara bagian New York bisa mencabut izin usaha di wilayahnya.
"Menurut saya ini kecurangan, keputusan itu, kecurangan dilakukan oleh pengadilan, bukan saya," kata Trump. "Dia menyebut saya penipu dan dia tidak kenal saya sama sekali."
Dokumen Bank
Sejumlah masalah hukum ini tidak berdampak pada jajak pendapat pemilih terhadap Trump. Bahkan kebalikannya: Kampanye pilpresnya diperkirakan akan memanfaatkan kesaksian Trump ini, serta dakwaan pidana, untuk megumpulkan lebih banyak dana dari donor.
Trump masih akan menjadi saksi pada persidangan berikutnya. Saat ini pengadilan mengeluarkan larangan dia berkomentar tentang staf hakim Engoron.
Ketika ditanya jaksa Wallace apakah dia tahu bank memperugnakan laporan kondisi keuangan tahunannya, Trump tidak menjawab "ya" atau "tidak" untuk menjelaskan bahwa bank tidak peduli dengan dokumen itu.
"Dokumen itu bukan satu elemen penting dalam proses pengambilan keputusan bank, dan kami akan menjelaskan ini dalam persidangan, ketika persidangan gila ini berlanjut," kata Trump.
Penafian
Trump juga berulangkali menggarisbawahi keyakinannya bahwa kasus ini tidak relevan karena laporan kondisi keuangannya itu memuat satu penafian (disclaimer) yang meminta bank untuk melakukan valuasi sendiri dan tidak bergantung pada perkiraan yang dia buat.
"Jangan percaya apapun yang ada di sini, dalam situasi apapun," kata Trump menggambarkan penafian itu. Dia mengatakan penafian itu sangat kuat sehingga dia mau menandatangani dokumen yang menurutnya dipersiapkan orang lain.
"Salah satu alasan saya tidak terlalu terlibat dalam laporan ini adalah pasal yang ada di halaman pertama," kata Trump.
Trump juga memberi alasan lain dia kurang terlibat dalam dokumen itu: politik. Trump menyebut tidak terlibat dalam persiapan laporan keuangan tahun 2021 karena dia terlalu sibuk "membuat negara ini aman."
"Ambang batas saya China dan Rusia," kata Trump.
"Tapi, sebagai catatan, anda bukan presiden pada 2021?" kata Wallace
"Bukan, saya bukan presiden."
(bbn)