Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT KAI Commuter memastikan semua rangkaian KRL bakal terdiri dari 12 gerbong dalam 1 rangkaian (trainset) mulai 2025. Hal ini seiring rencana besar KAI Commuter melakukan peremajaan dan penambahan armada baru.

VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba menjelaskan KRL yang terdiri dari 12 gerbong bisa dicapai melalui dua hal. 

Pertama, proses pengadaan kereta baru dari PT Industri Kereta Api (INKA) sebanyak 16 trainset yang akan datang pada 2025. Kedua, proses peremajaan atau penambahan teknologi (retrofit) sebanyak 19 trainset yang dilaksanakan secara bertahap. Pada langkah ini, KAI Commuter mengirimkan 4 rangkaian selama 5 tahun. 

“Jadi nanti untuk stamformasi nya setelah retrofit semuanya 12. Untuk pengadaan baru semuanya 12. 2025 mulainya ya,” ujar Anne dalam agenda Sosialisasi dan Konferensi Pers Update Pekerjaan Retrofit Sarana KRL di Kantor KAI Commuter, Jakarta Pusat, Senin (6/11/2023). 

Namun, Anne mengatakan, trainset dengan stamformasi 8 dan 10 gerbong masih akan beroperasi selama proses retrofit berjalan. Setelah proses retrofit selesai, stamformasi 12 gerbong akan lebih banyak beroperasi.

Serupa, tiga trainset impor yang akan didatangkan KAI Commuter juga memiliki stamformasi 12 gerbong. Artinya, KAI Commuter akan memesan sebanyak total 36 gerbong dari luar negeri. Kendati demikian, Anne belum memberikan penjelasan asal negara dari kereta yang akan diimpor. 

Anne menjelaskan saat ini KAI Commuter memiliki 1.115 gerbong yang dioperasikan. Tahun ini, KAI Commuter akan melakukan proses retrofit sebanyak empat rangkaian yang terdiri dari tiga rangkaian seri Metro 05 dan satu rangkaian seri Metro 6000. Proses pengerjaan retrofit akan membutuhkan waktu selama 13-15 bulan. 

Anne memastikan proses retrofit pun dipastikan tidak akan mengganggu operasional KRL karena pihaknya tidak mengurangi frekuensi perjalanan. 

“Jadi tidak akan dikurangi frekuensinya. Tapi untuk maintenance dan operasional ada rekomposisi, rekayasa pola operasi. Kemudian kalai hari libur lebih sedikit penumpangnya, kita rekayasa pola operasi agar maintenance berjalan dengan baik,” ujar Anne. 

Penumpang KRL menunggu keberangkatan kereta di Stasiun Manggarai, Selasa (30/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Kecepatan sudah 90 km/jam

Selain itu, Anne mengatakan, saat ini kecepatan kereta di sejumlah jalur telah ditingkatkan secara bertahap untuk mengurangi waktu tunggu (headway), seperti Bekasi yang saat ini kecepatan mencapai 80-90 km per jam, Batu Ceper 80-90 km per jam, dan Bogor menjadi 80 km per jam.

Total anggaran yang diperlukan untuk retrofit atau penambahan teknologi baru pada rangka kereta yang sudah ada (existing) sebesar Rp2,2 triliun. 

Namun, anggaran tersebut masih tergolong kecil dibandingkan pengadaan kereta baru yang biayanya bisa mencapai lebih dari 2 kali lipat. Artinya, biaya pengadaan kereta baru bisa mencapai lebih dari Rp4,4 triliun. 

“Bedanya retrofit dengan yang baru, yang baru pasti teknologi baru, kalau yang retrofit kita gunakan KRL lama tapi teknologinya di-upgrade. Mirip baru, tapi rangkanya masih gunakan yang eksisting,” pungkasnya.

(dov/ain)

No more pages