Logo Bloomberg Technoz

Salah satu penyebab koreksi harga minyak adalah tingginya pasokan dari Amerika Serikat (AS). Bloomberg News mengabarkan, 48 kapal tanker bersiap untuk masuk ke AS dalam 3 bulan ke depan. Ini adalah rekor tertinggi dalam 6 tahun.

Sumber: Bloomberg

Peta pasar minyak dunia berubah, tidak lagi dikendalikan oleh kartel Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC). AS, sebagai produsen minyak terbesar dunia dan bukan anggota OPEC, juga memegang peranan penting.

Apa yang dilakukan AS ternyata bisa mengimbangi kebijakan pemangkasan produksi oleh OPEC. Tingginya pasokan dari AS bisa membuat harga minyak turun, meski OPEC mengurangi produksi.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), minyak memang sedang bearish. Untuk Brent, Relative Strength Index (RSI) berada di 42,34.

RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang di posisi bearish.

Target kenaikan atau resisten terdekat ada di US$ 87,3/barel. Jika tertembus, maka ada harapan harga Brent bisa naik ke US$ 90/barel.

Sedangkan target koreksi atau support terdekat adalah US$ 84,5/barel. Penembusan di titik ini bisa membawa harga Brent turun menuju US$ 82,6/barel.

Untuk WTI, skor RSI tercatat 41,36. Seperti halnya Brent, WTI juga menghuni zona bearish.

Oleh karena itu, ruang gerak harga WTI menjadi relatif terbatas. Target resisten terdekat ada di US$ 82/barel. Jika tertembus, maka ada kemungkinan naik lagi menuju US$ 86,5/barel.

Sedangkan target support terdekat adalah US$ 78,2/barel. Jika tertembus, maka ada kemungkinan harga WTI turun lagi menuju US$ 76,5/barel.

(aji)

No more pages