Logo Bloomberg Technoz

Sejumlah pejabat Federal Reserve - termasuk Ketua Jerome Powell - dijadwalkan akan berbicara dalam beberapa hari mendatang. Swap memperkirakan penurunan suku bunga lebih dari 100 basis poin pada akhir tahun 2024 dari tingkat suku bunga puncak yang diperkirakan sebesar 5,37 persen. Pada hari Senin, para investor juga mengamati hasil dari Survei Pendapat Pejabat Pemberi Pinjaman Senior - yang dikenal sebagai Senior Loan Officer Opinion Survey (SLOOS) - yang menunjukkan standar yang lebih ketat, dan permintaan yang lebih lemah berlanjut di bank-bank AS.

"Mungkin The Fed akan memeriksa kondisi sesuai dengan kenyataan," kata David Donabedian, kepala investasi CIBC Private Wealth US. "Kami memperkirakan sisa tahun ini akan bergejolak, mengalami 'perubahan manik-depresif' berdasarkan arah suku bunga."

Grafik imbal hasil obligasi. (Sumber: Bloomberg)

Bagi Chris Larkin di E*Trade dari Morgan Stanley, pertanyaan apakah momentum pasar dapat dipertahankan bergantung pada apakah data ekonomi yang akan datang tetap menujuke arah yang sama dengan laporan ketenagakerjaan minggu lalu. Laporan kala itu menunjukkan perlambatan di pasar tenaga kerja pada bulan Oktober.

"Jika tren perlambatan ini terus berlanjut, para pemain pasar mungkin akan menerima gagasan bahwa The Fed akan menjadi kurang hawkish," kata Larkin. "Bagaimanapun, pasar memiliki kecenderungan untuk mengalami koreksi dalam jangka pendek, setidaknya sementara, setelah pergerakan besar seperti yang terjadi minggu lalu."

Menguji Data Teknis

Saat ini, S&P 500 berada di level 4.365,98 — dan para analis teknis memantau level 4.355, yang menandai retracement 50 persen dari penurunan puncak hingga terendah, dari level tertinggi di bulan Juli hingga terendah di bulan Oktober. 

Menurut Keith Lerner, co-chief investment officer di Truist Advisory Services, jika berhasil bertahan di atas level tersebut, level 4.400, di mana indeks tersebut berada di titik tertinggi pada pertengahan bulan Oktober, adalah angka selanjutnya yang perlu diperhatikan.

"Untuk membalikkan tren penurunan ini, S&P 500 masih perlu melewati level 4.400," kata Lerner, yang perusahaannya memiliki overweight pada saham-saham AS.

Menurut Michael Wilson dari Morgan Stanley, pekan terbaik S&P 500 dalam setahun hanya merupakan reli pasar bearish. Merujuk pada prospek pendapatan yang suram, data makro yang lebih lemah, dan pandangan analis yang memburuk, "kami rasa sulit untuk lebih bersemangat menghadapi reli akhir tahun," tambahnya.

Sementara itu, Marko Kolanovic dari JPMorgan Chase & Co mengatakan bahwa saham akan segera menjadi tidak menarik lagi bagi para investor karena prospek suku bunga yang tinggi dan pertumbuhan yang melambat kembali menjadi fokus. Penurunan imbal hasil obligasi dan pertemuan bank sentral yang bersifat dovish adalah "reaksi positif sesaat bagi saham." Tetapi trade-off kebijakan pertumbuhan akan tetap menjadi tantangan hingga akhir tahun.

"Pertanyaan yang perlu kita tanyakan kepada diri kita sendiri adalah apakah penurunan di bulan Oktober adalah 'bear trap'," kata JC O'Hara, kepala teknisi pasar di ROTH MKM. "Jika iya, kita harus memperkirakan kenaikan cepat. Jika tidak, kita harus mempertimbangkan untuk mengurangi eksposisi pada level saat ini."

Menurut Jean Boivin di divisi penelitian BlackRock Inc, reli saham akhir tahun mungkin akan berumur pendek karena saham tidak sepenuhnya mencerminkan prospek suku bunga yang akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Dana lindung nilai meningkatkan rekor short treasury. (Sumber: Bloomberg)

Imbal hasil Treasury 10 tahun telah turun sejak puncaknya sebesar 5,02 persen pada 23 Oktober. Para trader di pasar obligasi senilai US$26 triliun kembali memperkirakan akan berarkhinya kenaikan suku bunga. Kombinasi antara kebutuhan pengembalian dana AS yang lebih rendah, data ketenagakerjaan yang lebih lemah dari yang diperkirakan, dan tanda-tanda kebijakan yang kurang hawkish dari The Fed mungkin telah mendorong penutupan posisi short secara luas.

Dana berhutang (leveraged fund) meningkatkan posisi net short pada kontrak berjangka Treasury ke level tertinggi sejak data dimulai pada tahun 2006, berdasarkan data dari Komisi Perdagangan Kontrak Berjangka Komoditas (CFTC) per 31 Oktober. Taruhan tersebut bertahan meskipun obligasi tunai telah mengalami reli di pekan sebelumnya.

Di tempat lain, harga minyak naik setelah Arab Saudi dan Rusia memperkuat komitmennya untuk mempertahankan pembatasan pasokan minyak sebesar lebih dari 1 juta barel per hari hingga akhir tahun. Harga emas turun setelah sempat naik di atas US$2.000 per ons pada Jumat.

(bbn)

No more pages