Ia mengutip pandangan pendapatan yang suram, data makro yang lebih lemah, dan pandangan analis yang semakin memburuk
"Kami sulit untuk lebih bersemangat tentang reli akhir tahun," tambahnya.
Ia dengan mencatat bahwa kenaikan ini "terlihat lebih seperti reli pasar yang bear daripada awal tren kenaikan yang berkelanjutan."
Sentimen di pasar saham membaik minggu lalu setelah Gubernur bank sentral AS, The Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan bahwa mereka mungkin telah selesai dengan siklus pengetatan yang paling agresif dalam empat dekade terakhir.
Harapan investor akan ekonomi yang soft landing membuat indeks S&P 500 dan Nasdaq 100 naik sekitar 6%, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun turun.
Namun, kekhawatiran tetap ada mengenai dampak bunga acuan yang tinggi dalam jangka panjang terhadap permintaan, dengan perusahaan-perusahaan menyoroti kekhawatiran tentang ancaman perlambatan ekonomi pada musim pendapatan ini. Wilson telah mempertahankan pandangan bearishnya terhadap saham sepanjang tahun ini.
"Penurunan imbal hasil obligasi lebih terkait dengan penerbitan kupon yang lebih rendah dari yang diperkirakan dan data ekonomi yang lebih lemah daripada interpretasi bullish (untuk saham) bahwa the Fed akan menurunkan suku bunga lebih awal tahun depan," kata Wilson.
Rekor Sebulan
Korelasi pergerakan Wall Street dan bursa Asia juga tercermin pada perdagangan kemarin, Senin (7/11/2023).
Bursa saham di Asia kompak bergerak di zona hijau menyusul reli di saham dan obligasi Amerika Serikat (AS) pekan lalu. Investor mulai meyakini bahwa tingkat suku bunga sudah mendekati puncak siklus.
Indeks saham regional diperdagangkan pada level tertinggi dalam hampir sebulan dan melanjutkan kenaikan beruntunnya selama empat hari perdagangan, dengan saham Korea memimpin reli tersebut. Indeks Kospi menguat hingga 4,1% setelah berita pada hari Minggu bahwa Korea akan melarang perdagangan dengan saham pinjaman hingga akhir Juni.
Sebagian besar mata uang Asia menguat terhadap dolar sebagai respons terhadap pelemahan dolar pada hari Jumat. Imbal hasil Treasury 10 tahun naik sedikit dalam perdagangan Asia setelah turun sembilan basis poin dalam sesi sebelumnya.
Imbal hasil obligasi dua tahun yang sensitif terhadap kebijakan moneter juga turun 15 basis poin pada akhir pekan lalu, sebagai tanda ekspektasi pergeseran tingkat suku bunga. Sementara itu, futures ekuitas AS datar pada hari Senin setelah S&P 500 mencatat minggu terbaik tahun ini dengan kenaikan sebesar 5,9%.
(red)