Logo Bloomberg Technoz

Namun, Amel menegaskan, hingga saat ini Indonesia diprediksi masih mencatatkan surplus walaupun angkanya mengalami penurunan.

Adapun, produksi beras pada Januari—Desember 2022 sebesar 1,34 juta ton dan diprediksi turun menjadi 0,28 juta ton pada Januari—Desember 2023.

“Beras memang tahun ini ada keunikan karena beberapa negara menerapkan restriksi ekspor beras seperti India. India menerapkan kebijakan restriksi ekspor karena untuk mengamankan stok beras di negaranya sejak Juli 2022 dan diperkirakan berlanjut sampai Desember 2023,” ujarnya.

Penurunan produksi tersebut menyebabkan terjadinya inflasi beras di 87 kota, di  mana hanya 2 kota yang mengalami deflasi beras dan 1 kota lainnya stabil.

Dengan demikian, beras kembali menjadi komoditas utama dari penyebab inflasi bulanan komponen volatile food pada Oktober 2023.

Inflasi beras secara bulanan pada Oktober 2023 sebesar 1,72% dan memberikan andil kepada inflasi 0,06% dari inflasi sebesar 0,17%. Secara kumulatif, beras juga menyumbang andil inflasi terbesar sebesar 0,49% hingga Oktober 2023.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, terdapat berbagai upaya yang dilakukan untuk mengatasi penurunan produksi beras dalam negeri, salah satunya melalui impor beras untuk cadangan beras pemerintah (CBP).

“Stok Bulog per kemarin 1,4 juta ton, perintah Pak Presiden Joko Widodo dijaga selalu di atas 1,5 juta ton. Dalam waktu dekat akan masuk lagi 600.000 ton pada Desember, dan sisanya tambahan 1,5 juta ton itu akan masuk pertengahan Januari. Ini kami pastikan langsung tersebar ke seluruh Indonesia,” ujar Arief. 

(dov/wdh)

No more pages