Serangan baru ini diumumkan ketika Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengakhiri kunjungannya ke Baghdad, salah satu tujuan dalam tur diplomatik di Timur Tengah yang mencakup pembicaraan di Tepi Barat dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.
Para pemimpin Arab meminta gencatan senjata, yang ditentang oleh AS dan lebih memilih "jeda kemanusiaan" untuk meningkatkan bantuan ke Gaza dan memberikan ruang bagi kemungkinan pembebasan sandera.
Di perbatasan utara Israel, ketegangan meningkat di tengah baku tembak.
Dilaporkan oleh NNA yang dikelola pemerintah, Hizbullah mengatakan telah meluncurkan beberapa rudal Grad ke Kiryat Shmona, sebuah kota di utara Israel, setelah militer Israel menyerang mobil sipil di Lebanon Selatan. Channel 12 Israel mengatakan klaim Hizbullah itu adalah yang pertama sejak dimulainya perang pada 7 Oktober.
Hizbullah mengatakan bahwa mereka "tidak akan pernah mentolerir kerusakan dan serangan terhadap warga sipil." Mereka menambahkan, "respons mereka akan kuat dan tegas."
Kantor Perdana Menteri Lebanon mengatakan via X bahwa drone Israel membunuh empat orang, termasuk tiga orang anak.
Hagari mengatakan dalam pidato siarannya bahwa Israel membalas tembakan ke target-target Hizbullah di Lebanon, termasuk "infrastruktur teroris, unit teroris, dan kendaraan yang digunakan oleh teroris," setelah tembakan anti-tank menewaskan seorang warga sipil Israel.
Militer Israel "siap untuk melakukan serangan di bagian utara kapan saja," kata Kepala Staf Umum Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh militer.
(bbn)
