Pihak berwenang juga akan mengupayakan sanksi yang lebih keras terhadap aktivitas short-selling ilegal. Mereka akan terus menyelidiki transaksi short-selling oleh bank-bank global dengan memperkenalkan tim investigasi khusus pada hari Senin.
Lee Bokhyun, gubernur Otoritas Pengawas Keuangan, mengatakan kepada wartawan bahwa sekitar 10 bank global akan menghadapi penyelidikan yang mewakili sebagian besar transaksi short-selling di Korea Selatan.
Korea Selatan mulai mengizinkan short-selling saham pada kedua indeks tersebut pada Mei 2021 sambil tetap mempertahankan larangan yang diberlakukan selama pandemi untuk lebih dari 2.000 saham. Menurut analis Brian Freitas dari Smartkarma Holdings Pte, larangan penuh pada praktik perdagangan yang banyak digunakan ini bisa menghambat upaya negara tersebut untuk meningkatkan peringkatnya dalam indeks utama global.
"Larangan short-selling akan lebih membahayakan peluang Korea untuk berpindah dari pasar negara berkembang ke pasar negara maju," kata Freitas. "Perkiraan gelembung-gelembung yang akan terbentuk di sebagian pasar yang disukai oleh investor ritel karena short-selling tidak lagi berperan sebagai penghambat valuasi yang tidak masuk akal."
Praktik short-selling hanya menyumbang sebagian kecil dari pasar saham senilai US$1,7 triliun di Korea Selatan - menurut data bursa sekitar 0,6% dari nilai pasar Kospi dan 1,6% dari Kosdaq.
Pengumuman regulator ini datang menjelang pemilihan umum untuk memilih anggota Majelis Nasional pada bulan April. Beberapa anggota parlemen dari partai yang berkuasa telah mendesak pemerintah untuk menghentikan sementara praktik short-selling saham sebagai tanggapan atas tuntutan dari investor ritel yang telah melakukan protes terhadap praktik tersebut.
Para investor mengatakan bahwa short-selling memberikan keuntungan yang tidak adil bagi investor asing dan institusi.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, dan partainya telah mengkampanyekan reformasi, termasuk perubahan pada sistem pensiun dan pencegahan monopoli pasar. Popularitas Yoon telah meningkat dalam beberapa bulan ke angka tertinggi sebesar 34 persen pada hari Jumat, setelah turun tahun lalu.
Larangan regulator ini bersamaan dengan pemulihan awal di indeks saham utama Korea Selatan. Kospi telah naik pada bulan November setelah mengalami penurunan bulanan terburuk pada bulan Oktober akibat aksi jual asing. Meskipun begitu, indeks tersebut masih turun lebih dari 10 persen dari puncaknya pada bulan Agustus.
Indeks Kosdaq yang berkapitalisasi kecil juga pulih dari level terendah sejak Januari, tetapi turun 17 persen dari puncaknya pada bulan Juli.
(bbn)
