Hal ini mencerminkan permintaan yang kuat untuk tenaga kerja mulai mendingin.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, penciptaan lapangan kerja non-pertanian (Non-Farm Payrolls/NFP) hanya meningkat 150.000 pada Oktober setelah revisi ke bawah pada dua bulan sebelumnya. Turun dibandingkan dengan 297.000 pada September, mengutip laporan Biro Statistik Tenaga Kerja AS. Pertumbuhan upah bulanan pun melambat.
"Selesai," ujar Jay Bryson, Kepala Ekonom dari Wells Fargo & Co.
"Jika Anda seorang pejabat FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal), inilah yang ingin Anda lihat. Ini adalah kabar baik bagi The Fed," terang Jay.
FOMC, yang merupakan komite pembuat kebijakan The Fed, memutuskan pada pekan lalu untuk menahan suku bunga acuan pada level tertinggi dalam 22 tahun.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, terbentuk optimisme yang kuat di pasar bahwa kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed), menyusul Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of England (BoE) sudah berakhir.
“Investor sekarang menunggu kapan siklus pelonggaran kebijakan moneter akan dimulai dan sejauh mana siklus ini akan berjalan,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Pasar kontrak berjangka (Futures) meramalkan akan penurunan suku bunga acuan sebesar 70 hingga 75 bps oleh Federal Reserve pada tahun depan.
Dari regional, Data Caixin General Service PMI China naik tipis ke level 50,4 pada Oktober dari sebelumnya pada level 50,2 pada September. Dengan demikian, sektor Jasa (services) di China sudah mencatatkan ekspansi selama 10 bulan berturut-turut.
Secara terpisah, perhitungan akhir penjualan ritel di Australia memperlihatkan terjadi kenaikan 0,9% mtm pada September, jauh lebih tinggi dari kenaikan 0,3% mtm pada Agustus. Ini memperpanjang pertumbuhan penjualan ritel menjadi tiga bulan beruntun dan dengan laju yang paling cepat sejak Januari.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,5% ke 6.788 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian, penguatannya-pun sudah mengenai target terdekat yang sebelumnya diberikan dan tertahan oleh MA-200.
“Saat ini posisi IHSG diperkirakan sedang berada di awal wave (iii) dari wave [iii], sehingga meskipun terkoreksi akan cenderung terbatas untuk menguji rentang 6.711-6.755 terlebih dahulu,” papar Herditya dalam risetnya pada Senin (6/11/2023).
Herditya juga memberikan catatan, Selama IHSG tidak kembali terkoreksi ke bawah 6.639, maka diperkirakan IHSG berpeluang kembali menguat menguji 6.881 - 6.938.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut BSDE, ERAA, ERAL dan ESSA.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi melanjutkan tren penguatan di rentang 6.800 – 6.850 di Senin (6/11).
“IHSG melanjutkan penguatan pasca uji pivot 6.800 di Jumat (3/11). Hal ini didukung dengan Stochastic RSI dan MFI yang bergerak naik. Serta pembentukan positive slope pada MACD,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan saham-saham seperti BBNI, BBCA, PTPP, WIKA, DOID, ASSA dan SRTG.
(fad/aji)