Sementara suku bunga dua tahun yang sensitif terhadap kebijakan turun 15 basis poin, sebagai tanda perubahan pada proyeksi tingkat suku bunga. Sedangkan, nilai tukar mata uang cenderung melemah di awal perdagangan Asia, Senin (6/11/2023).
Para investor menyampaikan proyeksi mereka terkait pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) tahun depan, berdasarkan harga swap, dan kini telah memperkirakan penurunan suku bunga pada Juni.
Proyeksi tingkat suku bunga yang lebih tinggi sebagian didorong oleh perkiraan laporan tenaga kerja yang lebih lemah pada Jumat, dan kenaikan kecil dalam tingkat pengangguran di AS.
Perkiraan pemangkasan suku bunga oleh The Fed tahun depan bertentangan dengan narasi yang disebut "tinggi dalam jangka panjang" yang diuraikan oleh para pembuat kebijakan dalam beberapa bulan terakhir, yang membuat pasar dan pejabat The Fed berada pada jalur yang bertentangan.
"Kami berpikir koreksi pasar saham sudah selesai dan S&P 500 kembali ke jalurnya untuk menutup tahun di level 4600," kata Ed Yardeni, pendiri Yardeni Research Inc., dalam catatan hari Senin. Tingkat tersebut mengimplikasikan kenaikan sebesar 5,5% menjelang akhir tahun 2023.
Larangan Short-Selling
Di Asia, dampak larangan short-selling pada saham Korea Selatan juga akan diukur oleh para investor. Komisi Jasa Keuangan negara tersebut pada hari Minggu mengatakan pembatasan ini mulai berlaku pada hari Senin dan akan berlangsung hingga akhir Juni tahun depan.
Di tempat lain, perhatian akan tertuju pada risalah pertemuan Bank Sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ) dari bulan September dan konferensi pers dengan Gubernur BOJ Ueda, karena pasar kembali beroperasi setelah libur pada hari Jumat. Data inflasi Thailand dan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal ketiga Indonesia adalah beberapa rilis ekonomi lain yang dijadwalkan pada hari Senin.
Pada hari Selasa, para investor akan memperhatikan potensi kenaikan suku bunga dari Bank Reserve Australia, setelah empat pertemuan tanpa kenaikan suku bunga. China akan merilis data perdagangan, mengikuti komentar dari Li Qiang, Perdana Menteri China, yang berjanji untuk memperluas impor dalam komentar hari Minggu.
Dalam komoditas, harga minyak berada sekitar US$80 per barel karena Arab Saudi dan Rusia memastikan bahwa mereka akan tetap membatasi pasokan minyak lebih dari 1 juta barel per hari hingga akhir tahun, meskipun gejolak di Timur Tengah mengganggu pasar global.
(bbn)