Kinerja Rupiah Sepekan: Badai Akhirnya Berlalu Bagi Rupiah
Ruisa Khoiriyah
06 November 2023 07:00
Bloomberg Technoz, Jakarta - Pekan lalu menjadi pekan yang manis bagi rupiah dalam menghadapi dolar Amerika Serikat (AS). Setelah tertekan sekian lama sampai mendekati level psikologis terlemah di Rp16.000/US$, badai tekanan terutama yang berepisentrum dari pasar global, akhirnya surut.
Rupiah pekan lalu ditutup menguat 1,32% point-to-point (ptp) dari posisi penutupan pekan sebelumnya, menjadikannya sebagai pekan terbaik bagi rupiah sejak Juli lalu. Bahkan dalam perdagangan terakhir Jumat lalu, rupiah mencatat reli penguatan hingga 129 basis poin (bps) dalam sehari hingga berhasil menutup pekan di Rp15.728/US$ di pasar spot. Level itu merupakan posisi penutupan rupiah terkuat sejak 18 Oktober.
Penguatan rupiah terbesar karena pembalikan arah di pasar global pasca rilis data perekonomian AS. Reli penguatan rupiah dimulai oleh pernyataan bernada dovish dari Jerome Powell, Ketua Federal Reserve (The Fed), bank sental AS, usai pengumuman bunga acuan dan hasil Federal Open Meeting Committe (FOMC) pada Kamis pekan lalu. Powell melontar isyarat yang dimaknai oleh pelaku pasar global sebagai sinyal bahwa siklus kenaikan bunga acuan the Fed sudah berakhir.
Sinyal dovish itu diperkuat oleh rilis data-data lanjutan AS yang semakin mempersempit ruang bagi bank sentral paling berpengaruh itu untuk melanjutkan kenaikan bunga acuan. Klaim pengangguran AS meningkat, disusul rilis angka pengangguran di negeri itu yang mencatat kenaikan menjadi 3,9% pada Oktober. Angka partisipasi kerja juga turun jadi 62,7%.
Alhasil, pelaku pasar semakin optimistis, siklus kenaikan bunga acuan the Fed telah berakhir tahun ini. Probabilitas kenaikan bunga acuan pada FOMC Desember nanti tinggal 4,8% dari sebelumnya masih di kisaran 20%.