Simbol itu kemudian terus berkembang. Meskipun bendera tidak selalu dilarang secara hukum, semangka menjadi simbol perlawanan. Ia muncul dalam seni, kaos, grafiti, poster, dan tentu saja emoji semangka yang mendunia di media sosial.
Terlebih, pemerintah Israel semakin tegas membatasi pengibaran bendera Palestina. Pada Januari 2023, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan jauh Itamar Ben-Gvir memerintahkan polisi untuk menyita bendera Palestina dari tempat umum.
Tindakan ini diikuti pada bulan Juni oleh RUU yang melarang bendera tersebut di lembaga yang didanai oleh negara, yang menurut laporan Haaretz telah mendapatkan persetujuan awal di Knesset.
Sebagai respons, Zazim, sebuah organisasi perdamaian Arab-Israeli yang berbasis di akar rumput, menempatkan bendera Palestina - dalam bentuk semangka - di sekitar sekitar dua belas taksi layanan Tel Aviv.
"Jika Anda ingin menghentikan kami, kami akan menemukan cara lain untuk menyuarakan pendapat," kata Amal Saad, seorang warga Palestina dari Haifa yang mengorganisir kampanye semangka Zazim, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Saad tidak yakin apakah sayap kanan akan mencoba menghentikannya, jadi dia merencanakan segalanya dengan sangat hati-hati. Namun, Saad mengatakan bahwa dukungan yang diterimanya luar biasa, dengan lebih dari 1.300 aktivis menyumbangkan dana untuk tujuan tersebut.
Belakangan di media sosial ramai menggunakan foto semangka sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina. Setelah Israel melakukan serangan beruntun sejak 7 Oktober 2023 di Jalur Gaza.
(dov/dhf)
