Logo Bloomberg Technoz

Ini 10 Saham Kinerja Paling Buruk dalam Setahun, Drop Nyaris 90%

Muhammad Julian Fadli
22 February 2023 12:37

IDX Bursa Efek Indonesia (Dimas Ardian/Bloomberg)
IDX Bursa Efek Indonesia (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2022 bergerak aktif dengan berbagai skenario yang cenderung tertekan dan penuh tantangan. Bahkan, tekanan juga terjadi pada investor asing yang mencatatkan aksi jual bersih yang tinggi pada November dan Desember 2022.

Grafik Indeks Investong Asing Terhadap IHSG Pada 2022 Tercatat Ada Aksi Net Sell Asing (Dok Bloomberg)

Tekanan lainnya juga datang dari sisi internal perusahaan, baik itu dari para pemegang saham yang melepas sejumlah kepemilikannya, kinerja yang anjlok pada laporan keuangannya, serta ada juga faktor lain yaitu valuasi harga saham cenderung tinggi. Bersamaan dengan tekanan itu, terdapat juga faktor rotasi sektoral yang dapat mengakibatkan tekanan pada sejumlah saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Depresiasi Rupiah Mendekati 9% Sepanjang 2022, Sentimen The Fed Jadi Pemicu (Dok Bloomberg)

Secara faktor makro ekonomi pun turut menekan IHSG, sepanjang 2022 nilai tukar rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS. Pelemahan ini juga bersamaan dengan angka inflasi Indonesia yang terus bergerak naik ke level tertingginya dalam 3 tahun terakhir.

Inflasi Indonesia Pada 2022 Mencatatkan Level Tertinggi Dalam 3 Tahun Terakhir (Dok Bloomberg)

Berdasarkan sejumlah tekanan tersebut, terdapat deretan saham yang mencatatkan koreksi dan minus hingga mencapai 80%, artinya apabila berinvestasi pada saham yang mengalami tekanan hebat, dana investasi kita hanya tersisa 20% saja.

Berikut 10 saham terboncos sepanjang Februari 2022 hingga Februari 2023 (data secara year-on-year):

Saham Terboncos Sepanjang 2022 Hingga Februari 2023 (Riset Bloomberg Technoz)