Dia pun berharap pembangunan proyek Pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon-Semarang (Cisem), yang diproyeksikan kelar 2025 itu dapat segera terealisasi.
"Kita dorong Pertamina dengan BBM-nya untuk bisa pasang pipa tersebut, nanti kita dorong ke kilang Cilacap. Kalau itu bisa disambung, itu akan ada penggantian pembakaran LPG ke gas. Ini akan menghemat kurang lebih 400 ribu ton per tahun."
Berdasarkan catatan Ditjen Migas Kementerian ESDM, kapasitas pabrik pengolahan kilang LPG di Indonesia sendiri mencapai 3,77 ton per tahun pada 2022, capaian tersebut mengalami penurunan dibanding dengan 2020 (3,88 juta ton) dan 2019 (4,74 juta ton).
Tahun ini, Indonesia sendiri menetapkan kuota LPG bersubsidi yang ditetapkan sebanyak 8 juta ton. Sebanyak 6,7 juta ton diantaranya merupakan hasil impor.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume impor LPG RI terus merangkak naik sejak 2012 yang hanya 2,6 juta ton, 2018 5,6 juta ton, hingga tahun ini sebanyak 6,7 juta ton.
Adapun, Kementerian ESDM pun mencatat konsumsi LPG di Indonesia mencapai 72,99 juta barel setara minyak (BOE) pada 2022, atau meningkat 2,43% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 71,25 juta BOE.
(ibn/ain)