Sementara itu, belanja negara pada periode tersebut juga tetap tumbuh yakni sebesar Rp 141,4 triliun. Jumlah itu sekitar 4,6% dari target, dan tumbuh 11,2% dari periode sama tahun lalu.
Belanja negara ini terdiri dari belanja pemerintah pusat (BPP) yang realisasinya sebesar Rp 83,2 triliun atau 3,7% dari target, dan transfer ke daerah (TKD) yang realisasinya mencapai Rp 58,2 triliun atau 7,1% dari target.
Lebih lanjut, Dia mengatakan, melihat kondisi surplus APBN pada Januari 2023, diharapkan bisa menjaga momentum pemulihan, konsolidasi dan penyehatannya tetap terjaga.
Selain itu, pembiayaan anggaran juga akan tetap dijaga dengan baik. Realisasinya pada awal tahun ini mencapai Rp 95,9 triliun atau 16% dari pagu.
Meskipun kinerja APBN di awal tahun menunjukkan hasil cemerlang, Sri Mulyani tidak mau gegabah. Pasalnya, situasi perekonomian khususnya di tingkat global kini masih belum menentu, sehingga pemerintah harus siap siaga untuk menghadapi segala situasi yang ada.
“Situasi dari Indonesia terus optimis namun waspada tergambarkan juga pada pelaksanaan APBN di bulan pertama 2023,” imbuhnya.
(evs)