Logo Bloomberg Technoz

Meski Divestasi Alot, Peluang Nasionalisasi Vale Belum Tertutup

Sultan Ibnu Affan
03 November 2023 14:20

Pekerja berjalan di Kompleks Peleburan Tebing Tembaga Vale di Sudbury, Ontario, Kanada (Dok. Bloomberg)
Pekerja berjalan di Kompleks Peleburan Tebing Tembaga Vale di Sudbury, Ontario, Kanada (Dok. Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Lembaga think tank sektor energi, Energy Watch, menilai Pemerintah Indonesia –yang direpresentasikan oleh MIND ID – sebenarnya memiliki posisi tawar yang kuat untuk menjadi pengendali PT Vale Indonesia Tbk., meski proses negosiasi divestasi saham INCO masih berjalan alot.

Direktur Eksekutif Energy Watch Daymas Arangga mengatakan polemik divestasi saham INCO, salah satunya dipicu oleh syarat untuk perpanjangan kontrak karya (KK) Vale Indonesia menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK).

Sesuai Undang-Undang No. 3/2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba), perusahaan tambang mineral asal Kanada itu cukup melepas sahamnya sebesar 11% jika ingin memperpanjang kontraknya di Indonesia yang berakhir pada Desember 2025.

“Namun, pemerintah menghendaki menjadi pengendali keuangan dan operasional Vale, sehingga dibutuhkan setidaknya [tambahan porsi saham INCO sebesar] 14%. Hal tersebutlah yang menjadikan proses negosiasinya masih berlangsung hingga saat ini,” ujarnya, Jumat (3/11/2023).  

Walakin, Daymas menilai posisi tawar Indonesia sebenarnya cukup kuat jika ingin ‘memaksa’ Vale melepas minimal 14% sahamnya.