"Saya rasa melihat kondisi yang ada sampai akhir tahun ini dan rencana bisnis bank sampai Desember 2023 yg tetap optimistis, bahkan disampaikan tetap bisa menuju ke pertumbuhan kredit yang double digit. Nampaknya itu juga yang kami yakin dan optimistis berlanjut ke 2024 utamanya untuk jenis kredit modal kerja yang memang dilihat dari aspek lebih menyeluruh baik pertumbuhan di sektor industri atau PMI manufaktur terus menunjukkan angka yang konsisten optimistis di atas 50 poin," jelas Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner OJK, dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK), Jumat (3/11/2023).
Mahendra memaparkan sektor perbankan mampu menunjukkan resiliensi dengan permodalan yang tinggi dan kinerja intermediasi yang tetap positif. Permodalan perbankan tetap solid ditinjau dari Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan yang tinggi sebesar 27,41%.
Adapun fungsi intermediasi perbankan berjalan dengan baik dalam menopang perekonomian, baik dari sisi pembiayaan atau perkreditan maupun dalam penghimpunan dana. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2023 meningkat sebesar 6,54% yoy sebelumnya 6,24% yoy atau menjadi sebesar Rp8.147,17 triliun, dengan kontribusi terbesar dari Giro yang tumbuh sebesar 9,84% yoy.
Lebih lanjut Mahendra menyebutkan likuiditas industri perbankan pada September 2023 juga dalam level yang memadai dengan risiko kredit yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) berada pada 115,37% sebelumnya 118,50% dan 25,83% sebelumnya 26,49%.
“Masih jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50% dan 10%. Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,77% dibanding sebelumnya 0,79% dan NPL gross sebesar 2,43%,” ucapnya.
(mfd/rui)