Pemerintah optimistis pasar sukuk tahun ini masih akan ramai di tengah sentimen suku bunga global yang masih tinggi menyusul sinyal hawkish The Federal Reserve dan posisi BI yang percaya diri menahan bunga acuan. Pasar sukuk, kata Dwi, lebih didominasi oleh investor lokal. Porsi investor asing jumlahnya kurang dari 3%.
“Seperti [lelang] kemarin peningkatan demand juga dari [investor] domestik. [Investor] asing cuma 10% dari total [penawaran] bids,” jelas Dwi.
BI juga masih membutuhkan banyak sukuk. Dalam lelang yang digelar oleh pemerintah, BI selalu aktif menawar walau hanya di sukuk jangka pendek karena terbatasi oleh aturan. Selain BI, peserta lelang sukuk adalah perbankan nasional.
Nilai penyerapan yang di bawah target indikatif kendati penawaran tinggi, juga dipengaruhi oleh kebutuhan pemerintah menjaga pertumbuhan suplai obligasi supaya tidak berlimpah. "Karena sudah naik terlampau banyak saat pandemi," komentar Lionel, Macro Strategist Samuel Sekuritas.
Kebutuhan pemerintah menjaga target defisit juga masih rendah sehingga belum perlu terlalu banyak menerbitkan obligasi baru.
Sebagai gambaran, mengutip data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, sampai 30 Desember 2022 lalu, total SBSN (Government Islamic Debt Securities) yang bisa diperdagangkan di pasar mencapai Rp 1.313 triliun.
Dari enam seri sukuk yang dilelang tersebut, SBSN PBS036 menjadi seri yang paling diminati oleh pasar dengan nilai penawaran masuk mencapai Rp 8,1 triliun. Yield tertinggi yang masuk untuk seri ini mencapai 6,54%, sedangkan yang terendah adalah 6,26%. Pemerintah memenangkan yield di level 6,28%.
Tingkat yield yang dimenangkan untuk seri ini tercatat lebih rendah dibandingkan saat gelar lelang sebelumnya. Ketika itu yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan untuk seri PBS036 mencapai 6,32%. Level yield yang lebih rendah berarti harga obligasi tersebut tengah meningkat.
Adapun SBSN seri SPN08082023 pada lelang kemarin menurun peminatnya menjadi sebesar Rp 4,97 triliun. Dalam lelang sebelumnya, seri ini menjadi yang paling banyak diburu dengan nilai penawaran mencapai Rp 6,45 triliun.
Yield terendah yang masuk untuk seri ini sebesar 4,86% dan tertinggi 5,01%. Yield rata-rata yang dimenangkan adalah 4,86%. Dari total nilai penawaran yang masuk tersebut, pemerintah hanya menyerap Rp 500 miliar.
SBSN seri PBS037 menjadi seri sukuk terbanyak yang dimenangkan dari sisi nominal, mencapai Rp 3,65 triliun, dengan tingkat yield 7,11% dan tingkat imbal hasil sebesar 6,87%.
Berikut hasil lengkap lelang SBSN atau Sukuk pekan ini:
Nama Seri SBSN | Nilai Penawaran Masuk | Nilai Penyerapan | Yield (%) | Imbal Hasil (%) | Jatuh Tempo | |
SPNS08082023 | Rp 4,97 triliun | Rp 500 miliar | 4.86 | Diskonto | 8 Agustus 2023 | |
PBS036 | Rp 8,10 triliun | Rp 3,6 triliun | 6.28 | 5.37 | 15 Agustus 2025 | |
PBS003 | Rp 4,95 triliun | Rp 1,7 triliun | 6.4 | 6 | 15 Januari 2027 | |
PBSG001 | Rp 2,4 triliun | Rp 1,25 triliun | 6.57 | 6.62 | 15 September 2029 | |
PBS037 | Rp 5,59 triliun | Rp 3,65 triliun | 7.11 | 6.87 | 15 Maret 2036 | |
PBS033 | Rp 4,41 triliun | Rp 1,3 triliun | 7.25 | 6.75 | 15 juni 2047 | |
Total | Rp 30,44 triliun | Rp 12 triliun |
(rui/aji)