Logo Bloomberg Technoz

Sejak 2021, China menumpuk stok batu bara agar krisis energi tidak lagi terulang. Produksi dalam negeri tahun ini diperkirakan mencapai rekor tertinggi. Sementara impor dalam 9 bulan pertama 2023 melonjak 73% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sumber: Bloomberg

Namun, tingginya pasokan kemudian malah menekan harga. Pasokan yang terlalu berlebih memang pasti akan membuat harga turun.

“Pasar batu bara berubah, sekarang ada di tangan pembeli,” ujar Gao Lanying, Analis Cqcoal, seperti dikabarkan Bloomberg News.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara memang sedang bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 17,73.

RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish. Bahkan RSI batu bara sudah berada di bawah 50 yang berarti tergolong jenuh jual (oversold).

Oleh karena itu, ruang kenaikan harga batu bara menjadi terbuka. Target kenaikan atau resisten terdekat ada di US$ 125/ton. Jika tertembus, maka ada kemungkinan naik lagi ke US$ 131/ton.

Target paling optimistis atau resisten terjauh adalah US$ 165/ton.

(aji)

No more pages