Negeri Bunga Sakura ini memang konsisten selalu berada pada posisi terbawah dalam survei internasional. Konsultan komunikasi lintas budaya dan praktik bisnis, Rochelle Kopp mengatakan, hasil sigi McKinsey memang mencerminkan gambaran bekerja di Jepang.
"Ada kecenderungan yang terdokumentasi untuk menilai diri sendiri rendah," kata Kopp, yang juga anggota dewan MS&AD Insurance Group Holdings Inc. "Ada masalah yang signifikan di Jepang terkait kurangnya kepuasan di tempat kerja, dengan tingkat stres yang signifikan."
Pada saat yang sama, kini semakin banyak pekerja Jepang yang memiliki kontrak jangka pendek. Hal ini semakin menambah masalah psikologis pekerja karena memicu ketidakpastian.
Menurut survei McKinsey, karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang positif melaporkan kesehatan holistik yang lebih baik, lebih inovatif di tempat kerja dan menunjukkan kinerja kerja yang lebih tinggi.
"Bagi kebanyakan orang dewasa, sebagian besar kehidupan sehari-hari dihabiskan di tempat kerja," tulis laporan tersebut. "Hal ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk mempengaruhi kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual karyawan mereka."
(bbn)