Seiring dengan pendapatan bersih yang meroket hingga 32% menjadi Rp10,51 triliun.
GOTO juga berhasil menurunkan beban penjualan dan pemasaran hingga 47% menjadi hanya Rp4,82 triliun, padahal pada 2022 sebelumnya beban ini mencapai double digit, Rp11,27 triliun.
Perseroan juga mampu memangkas sejumlah beban dan biaya agar lebih efisien dalam 9 bulan tahun ini.
Pencapaian positif tersebut membuat EBITDA yang disesuaikan GOTO juga membaik 71% menjadi minus Rp3,75 triliun. Dengan torehan tersebut, kerugian bersih per saham dasar turun menjadi Rp9/saham dari sebelumnya mencapai Rp20/saham.
Atas pencapaian positif itu, sebanyak 24 analis merekomendasikan Buy saham GOTO berdasarkan konsensus Bloomberg.
Sementara ada 11 analis rekomendasikan Hold, dan hanya 2 lainnya rekomendasikan Sell. Konsensus menghasilkan target harga saham GOTO potensial dapat mencapai Rp102/saham untuk 12 bulan ke depan.
(fad/dba)