Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Masa penawaran instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN) ritel Obligasi Ritel Indonesia seri ORI024 berakhir hari ini dan mencatat rekor penurunan minat investor yang cukup drastis bahkan tidak memenuhi kuota yang ditargetkan oleh pemerintah selaku penerbit SBN ritel itu.

Selama masa penawaran yang dibuka sejak 9 Oktober lalu hingga ditutup hari ini, nilai pemesanan ORI024 hanya tercatat sebesar Rp14,5 triliun dari kuota sebesar Rp15 triliun, berdasarkan data yang dilansir dari salah satu Mitra Distribusi ORI024 Bareksa, Kamis (2/11/2023).

Angka itu turun 49,8% dibandingkan nilai pemesanan seri ORI sebelumnya yaitu ORI023 yang mencatat rekor tinggi hingga Rp28,9 triliun pada Juli lalu. 

Penurunan animo ORI024 tidak terlalu mengejutkan mengingat tawaran imbal hasil instrumen investasi fixed income itu terbilang kurang menarik. ORI024 ditawarkan dalam dua tranches yang dibedakan berdasarkan tenor atau masa investasi. Untuk ORI024-T3 yang bertenor 3 tahun ditawarkan dengan imbal hasil 6,1% per tahun, sementara untuk ORI024-T5 yang jangka waktunya 6 tahun ditetapkan dengan yield 6,35% per tahun.

Tawaran imbal hasil itu menjadi tidak menarik dengan saat ini tingkat bunga acuan BI 7 Days Repo Rate (BI7DRR) sudah di 6% dan diprediksi bisa menembus 6,5% pada akhir tahun ini.

Tawaran tingkat imbal hasil ORI024 itu itu juga masih di bawah yield benchmark di mana saat ini Surat Utang Negara (SUN/INDOGB) tenor 3 tahun sudah di kisaran 6,75%, sementara INDOGB-7 tahun sudah bergerak naik di rentang 6,99% dan 5 tahun ada di 6,86%.

Level imbal hasil acuan itu kemungkinan akan semakin merangkak naik apabila Bank Indonesia melanjutkan kenaikan bunga acuan demi memastikan stabilitas nilai tukar rupiah. 

Pemerintah masih memiliki jadwal penerbitan SBN ritel lagi di sisa tahun ini yakni Sukuk Tabungan untuk seri ST011 yang akan dimulai masa penawaran esok, Jumat (3/11/2023).

Bloomberg Technoz sudah menghubungi Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan RI Deni Ridwan untuk diminta konfirmasi terkait penurunan drastis minat investor terhadap ORI024. Sampai tulisan ini dipublikasikan, belum ada penjelasan yang diberikan.

(rui)

No more pages