Logo Bloomberg Technoz

Para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan, pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 akan berada di angka 5,02%, lebih rendah dibanding capaian kuartal sebelumnya sebesar 5,17%. Beberapa ekonom bahkan memperkirakan Indonesia akan kesulitan mencapai pertumbuhan 5%. 

Ketiadaan daya ungkit konsumsi seperti musim perayaan ditambah pelemahan harga komoditas, akan menekan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III. "PDB kuartal III-2023 akan di angka 4,9%," kata Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas.

Badan Pusat Statistik dijadwalkan mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi RI kuartal III-2023 pada Senin pekan depan (5/11/2023). 

Dalam pernyataan terakhir 25 Oktober lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI pada keseluruhan tahun ini akan di angka 5,1%.

Kenaikan bunga acuan BI7DRR

Bank Indonesia (BI) telah mengerek bunga acuan pada Oktober lalu ke level 6%, sejurus dengan tekanan yang semakin massif pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, akibat sentimen bunga acuan global yang melambungkan tingkat imbal hasil surat utang AS, Treasury, hingga semakin mendekati level Indonesia.

Meski Federal Reserve, bank sentral AS, telah melontarkan sinyal dovish dalam pengumuman hasil Federal Open Meeting Committee dini hari tadi, akan tetapi level bunga tinggi Amerika di 5,5% diperkirakan akan bertahan dalam waktu yang cukup lama.

Hal itu dapat membebani gerak rupiah yang terancam arus keluar modal asing. Dalam lanskap itu, BI diperkirakan masih akan melanjutkan kenaikan bunga acuan di sisa tahun ini dengan prediksi hingga ke 6,5%.

Kenaikan bunga acuan yang berlanjut di sisa tahun ini kemungkinan akan semakin menekan daya beli masyarakat dan akan terlihat dampak penuhnya pada semester 1-2024 nanti.

"Time effect kenaikan bunga acuan itu antara 3-6 bulan sehingga baru akan terasa pada paruh pertama tahun depan dengan bottom ekonomi mungkin terjadi pada kuartal II-2024 atau kuartal III-2024," kata Lionel.

Pelemahan inflasi inti saat ini, menurut analis, disebabkan oleh kebijakan kontraksi moneter BI yang menekan pertumbuhan suplai uang beredar dalam arti luas (M2). BI telah mengerek bunga sebanyak 225 basis poin sejak Agustus 2022 hingga Januari lalu, lalu berlanjut naik lagi pada Oktober lalu hingga kini level bunga acuan ada di 5,75%.

Lionel memperkirakan, bila kenaikan bunga acuan BI7DRR berlanjut pada November, inflasi inti bisa semakin menurun ke 1,7% pada semester 1-2024 dan untuk keseluruhan tahun depan diprediksi akan berada di 2%-2,21%, lebih rendah dari proyeksi semula.

Keyakinan masyarakat turun

Indikasi penurunan daya beli yang terlihat dari angka inflasi inti yang semakin kecil itu, melengkapi indikator lain yang menunjukkan motor utama pertumbuhan ekonomi kini tengah terancam.

Tingkat keyakinan konsumen Indonesia pada September turun menjadi 121,7, terendah dalam sembilan bulan terakhir.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang terdiri atas dua komponen yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Dua indikator itu juga mencatat penurunan.

Masyarakat Indonesia menilai kondisi ekonomi saat ini lebih buruk dibanding enam bulan lalu, baik itu terkait kondisi penghasilan, ketersediaan lapangan kerja juga pembelian barang tahan lama (durable goods). 

Orang Indonesia juga cenderung pesimistis akan ada perbaikan terindikasi dari angka IEK yang turun. IEK menjadi pembacaan atas ekspektasi konsumen untuk enam bulan mendatang dibanding kondisi saat ini. 

IEK terdiri atas Indeks Ekspektasi Penghasilan, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha. Dua dari tiga indeks itu mencatat penurunan dengan indeks terakhir turun tajam 8,4 bps menjadi 129. Sementara Indeks Ekspektasi Penghasilan tetap.

(rui/hps)

No more pages