Permasalahannya, kata Rizal, VCL tidak akan begitu saja menyerahkan posisinya sebagai pengendali saat ini. Terlebih, induk Vale Indonesia itu lebih berpengalaman di tingkat internasional dalam pengelolaan dan pengolahan nikel.
“Tentu saja pemegang saham mayoritas lainnya seperti Vale Group bisa melakkan lobi agar mereka tetap bisa ditunjuk sebagai pengendali perusahaan, dengan alasan mereka sudah expert di bidang pertambangan dan pengolahan nikel selama ini,” ujarnya.
Pada akhirnya, lanjut Rizal, pemerintah pun tidak bisa ikut campur dalam proses divestasi saham Vale; khususnya menyangkut harga akuisisi saham yang harus dilakukan secara business to business (B2B).
“Apabila terjadi kecocokan harga, maka deal ini bisa diterapkan. Nasionalisasi [Vale Indonesia bisa terjadi] dalam arti bahwa [kepemilikan saham] nasional sudah mayoritas di Vale,” kata Rizal.
Perlu Konsolidasi
Dihubungi secara terpisah, Corporate Secretary MIND ID Heri Yusuf mengatakan penambahan saham minimal 14% memang dapat memberikan peluang holding BUMN sektor pertambangan tambang itu untuk dapat menjadi pengendali INCO.
"Hal yang menjadi lebih penting ialah perlu adanya konsolidasi. Hal tersebut membuat divestasi Vale menjadi lebih strategis dan memberikan nilai tambah optimal bagi Indonesia," ujar Heri, Rabu (1/11/2023).
Heri mengatakan, jika proses divestasi tersebut berjalan lancar, MIND ID pun menargetkan untuk mengintegrasikan rencana pengembangan tambang INCO dengan rencana pengembangan MIND ID ke depannya, sejalan dengan mandat pemerintah dalam upaya memaksimalkan potensi dalam negeri.
Bagaimanapun, Menteri BUMN Erick Thohir mengakui negosiasi divestasi saham INCO masih berjalan alot. Hal itu diamini pula oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
“Intinya [penambahan porsi saham pemerintah] antara 11%—14%. [Finalisasi divestasi saham INCO] itu [sekarang] di Kementerian BUMN. Kalau perpanjangan pengelolaan [tambangnya] di kami, tetapi kalau masalah bisnisnya, bola panas di BUMN," ujar Arifin belum lama ini.
Hingga saat ini, mayoritas saham INCO masih dipegang oleh Vale Canada Limited (VCL) dengan kepemilikan 43,79% porsi saham, disusul dengan MIND ID dengan kepemilikan 20%, dan Sumitomo Metal Mining sebesar 15,03%. Adapun, kepemilikan publik pada Vale sebesar 21,18%.
Sesuai amanat Undang-Undang No.3/2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba), perusahaan tambang asal Kanada itu memerlukan keputusan dan kepastian pelepasan sahamnya sebesar 11%, jika ingin memperpanjang syarat Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang akan berakhir pada Desember 2025.
(wdh)