Kronologi Penyanderaan Pilot Susi Air
Kapten Philip Marthens tercatat membawa lima penumpang yang merupakan penduduk lokal Papua dalam penerbangan dengan rute Timika-Paro-Timika, Kamis (7/2/2023). Pesawat PK-BVY tersebut sempat mendarat di Lapangan Terbang Paro sekitar pukul 06.17 waktu setempat.
Maskapai Susi Air mulai melaporkan masalah usai mengalami hilang kontak dengan pesawat tersebut sekitar dua jam. Berdasarkan jadwal, Kapten Philip seharusnya sudah kembali ke Timika pukul 07.40 WIT.
Dalam pemeriksaan rute, Susi Air akhirnya menemukan Pesawat dengan nomor penerbangan SI 9368 dalam kondisi rusak dan terbakar di landasan pacu Lapangan Terbang Paro. Mereka pun melaporkan seluruh peristiwa kepada kepolisian.
Kepolisian kemudian melakukan penyelidikan dan menemukan lima penumpang pesawat Susi Air berhasil selamat. Berdasarkan keterangan dan informasi, polisi menemukan tanda Philip sudah ditangkap dan disandera kelompok sipil bersenjata.
Hal ini semakin terkonfirmasi saat TPNPB merilis video dan foto Philip di tengah kelompok Egianus Kogoya, Sabtu (9/2/2023). TNI dan Polri pun telah mengutus pasukan Satuan Tugas Damai Cartenz dan Komando Pasukan Gerak Cepat TNI AU.
Hingga saat ini, TNI dan Polri mengklaim masih dalam proses negosiasi dengan kelompok TPNPB. Philip sendiri berarti sudah berada di kelompok Kogoya lebih dari dua pekan atau 15 hari.
Kelompok Egianus Kogoya
Kepolisian mencatat Egianus sebagai kelompok pemberontak yang telah banyak melakukan kekerasan di wilayah Papua, terutama Nduga. Sebelum penculikan Philip, kelompok tersebut tercatat sempat berencana membunuh 15 pekerja pembangunan Puskesmas Paro.
Kita sudah tahu tempatnya [posisi kelompok Egianus Kogoya]. Koordinat berapa. Kita sudah kepung sekarang.
Menteri Koordinator Polhukam, Mahfud MD
Berdasarkan informasi, Egianus adalah salah satu pimpinan dari tujuh kelompok bersenjata TPNPB yang aktif di wilayah Papua. Dia tercatat sebagai panglima Komando Daerah Perang III Ndugama. Kelompok ini diprediksi memiliki sekitar 50 anggota.
Egianus diduga terlibat dalam sejumlah aksi penyerangan seperti penembakan Pesawat Twin Otter PHK-HVU Dimonim Air dan Trigana Air saat proses pengiriman logistik pilkada, Juni 2008.
Selain itu, kelompok ini juga diduga terlibat dalam sejumlah penyerangan dan baku tembak dengan TNI-Polri di sejumlah distrik.
"Sejak bertahun-tahun lalu, kelompok ini memang sudah nantang-nantang. Sekarang menyandera orang asing. Mereka baru akan melepas kalau Papua juga dilepas [Pemerintah Indonesia]," kata Mahfud MD.
(frg/wep)