Logo Bloomberg Technoz

Serangan di RS kanker itu adalah pengeboman langsung dari udara, dengan kerusakan pada lantai tiga dan asap menyebabkan sesak napas dan kepanikan di antara staf dan orang-orang di sana.

Pada tanggal 30 Oktober, Direktur Jenderal WHO menyatakan bahwa “pasien kanker sudah rentan, dan sangat penting untuk melakukan segala kemungkinan untuk memastikan mereka menerima perawatan yang mereka butuhkan. Ini benar-benar masalah hidup atau mati.”

Menurut catatan PBB, sejak 7 Oktober, 37 fasilitas layanan kesehatan (termasuk 21 rumah sakit) dan 28 ambulans rusak akibat serangan dan 16 petugas kesehatan yang bertugas tewas dan 30 lainnya luka-luka.

Sejak dimulainya perang ini, lebih dari sepertiga rumah sakit di Gaza atau 12 dari 35 dan hampir dua pertiga dari seluruh klinik layanan kesehatan primer sekitae 46 dari 72 telah ditutup karena kerusakan atau kekurangan bahan bakar, sehingga meningkatkan jumlah korban jiwa.

Adapun ke-13 rumah sakit yang masih beroperasi di kota Gaza dan Gaza Utara telah menerima perintah evakuasi.

Sembilan pusat kesehatan UNRWA, dari 22, masih beroperasi di wilayah Tengah dan Selatan. Pada tanggal 30 Oktober, mereka menerima sekitar 4.300 pasien.

Perang yang sedang berlangsung ini telah menggusur sebagian besar profesional medis di Gaza, memaksa rumah sakit untuk beroperasi dengan kurang dari sepertiga dari jumlah staf normal mereka, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.

Rumah sakit terus mengalami kekurangan bahan bakar yang parah, sehingga memerlukan penjatahan yang ketat dan penggunaan generator yang terbatas hanya untuk fungsi-fungsi yang sangat penting saja.

Selain itu, pemeliharaan dan perbaikan generator cadangan kini menjadi semakin sulit karena kelangkaan suku cadang.

(bbn)

No more pages