Logo Bloomberg Technoz

Upah dan Gaji naik 1,2% qoq, lebih tinggi dari kenaikan 1.0% qoq di kuartal II-2023. Upah dan Gaji naik 4,6% yoy setelah tumbuh dengan laju yang sama di kuartal II-2023.

Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, pertumbuhan Gaji dan Upah yang cepat ini didorong oleh kelangkaan pekerja yang masih terjadi di sejumlah industri Jasa.

“Kenaikan biaya kompensasi membantu menjelaskan lonjakan pada Belanja Konsumen di 3Q23 yang memberi kontribusi besar pada laju pertumbuhan ekonomi AS tercepat dalam hampir dua tahun,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Dini hari tadi, seperti yang diwartakan Bloomberg News, The Fed secara resmi mempertahankan bunga pada level tertingginya selama 22 tahun untuk pertemuan kedua berturut-turut pada Rabu (1/11/2023).

"Wajar untuk mengatakan bahwa itulah pertanyaan yang kami tanyakan, 'Haruskah kita menaikkan lebih banyak?'" ujar Gubernur The Fed Jerome Powell, ketika ditanya apakah mayoritas pembuat kebijakan masih memperkirakan kenaikan bunga lagi akan diperlukan tahun ini.

“Sejauh mana efek ini masih belum pasti," lanjut Powell, seraya mengulangi bahwa mereka "Tetap sangat memperhatikan risiko inflasi."

Dalam konferensi persnya, Powell mengatakan kenaikan bunga sebelumnya memberikan tekanan ke bawah pada aktivitas ekonomi dan inflasi, dan efek penuh dari pengetatan belum dirasakan.

Adapun mereka memberi sinyal bahwa kenaikan imbal hasil obligasi AS atau Treasury jangka panjang mengurangi dorongan untuk menaikkan bunga lagi meski ruang untuk kenaikan masih terbuka.

Dengan demikian, Powell masih membuka pintu untuk kenaikan bunga lebih lanjut, akan tetapi dengan catatan bahwa kondisi keuangan telah "Mengetat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir didorong oleh peningkatan hasil obligasi jangka panjang, di antara faktor-faktor lainnya.”

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 1,6% ke 6.642 dan disertai oleh volume penjualan, pergerakan IHSG pun masih berada pada fase downtrend-nya.

“Dengan tertembusnya 6.666, maka diperkirakan posisi IHSG saat ini masih berada pada akhir dari wave c dari wave (ii), sehingga IHSG masih rawan untuk menguji rentang 6.622-6.633 terlebih dahulu,” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (2/11/2023).

Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut AKRA, BRMS, HMSP dan SMGR.

Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi terjadi technical rebound, namun tetap waspadai support level 6.610 di Kamis (2/11).

“Penguatan lanjutan pada mayoritas indeks global dapat memicu technical rebound IHSG di Kamis (2/11). IHSG berpeluang technical rebound menguji pivot 6.660,” tulisnya.

Menyusul sejumlah data ekonomi dalam negeri yang kurang memuaskan. Kondisi ini juga mengindikasikan adanya perlambatan aktivitas manufaktur dan konsumsi di Indonesia di Oktober.

Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan saham-saham MDKA, ICBP, TSPC, BIRD dan BBCA.

(fad)

No more pages