Logo Bloomberg Technoz

Jdam-ER bisa dipasang di bom dengan berat 500-2.000 pon (226,79-907,18 kg). Sekali dijatuhkan, bom akan mengepakkan sayap sehingga bisa melayang hingga 45 mil. Ini membuat jarak tembak lebih jauh hingga 3 kali lipat senjata biasa.

Jdam-ER dikembangkan bekerja sama dengan Angkatan Udara Australia.

Alat ini “bisa digunakan untuk menyerang garis depan Rusia atau daerah terdekat. Perhatikan jarak ledakannya, termasuk Jdam-ER jika Ukraina ingin maju,” kata Flynn.

Pada 20 Januari 2023, Boeing menerima pesanan senilai US$ 40,5 juta (Rp 614,75 miliar) dari Angkatan Udara AS untuk kontrak JDAM. Proyek ini diperkirakan selesai 30 Juni 2023.

Jdam-ER akan menambah misil berbasis bom buatan Boeing. Sebelumnya, Ground-Launched Small Diameter Bomb, yang dalam uji coba bisa mencapai jarak 81 mil (130,36 km), adalah senjata baru yang akan dikirimkan AS ke Ukraina.

No more pages